Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat permintaan uang baru oleh masyarakat untuk kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriah mencapai Rp2,62 triliun atau meningkat sebesar 5,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Hingga hari terakhir operasional perbankan pada Jumat (31/5), jumlah penukaran uang baru mencapai Rp2,62 triliun atau sekitar 91,2 persen dari proyeksi awal sebesar Rp2,87 triliun. Namun tetap lebih tinggi dibanding tahun 2018 sebesar Rp2,47 triliun," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Achris Sarwani, di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan jika dilihat dari sisi jumlah bilyet, jumlah yang diedarkan mencapai 66,37 juta lembar bilyet. Angka tersebut meningkat sebesar 12 persen dibandingkan Ramadhan 2018.

Denominasi uang pecahan kecil (UPK) mendominasi kenaikan permintaan masyarakat NTB pada 2019.

Achris menyebutkan UPK yang paling banyak ditukarkan oleh masyarakat, yakni pecahan Rp50 ribu senilai Rp17,17 miliar, pecahan Rp100 ribu senilai Rp15,44 miliar, pecahan Rp5.000 senilai Rp11,16 miliar, pecahan Rp2.000 senilai Rp9,6 miliar, pecahan Rp10.000 senilai Rp7,37 miliar, pecahan Rp20.000 senilai Rp3,11 miliar, dan pecahan Rp1.000 senilai Rp1 miliar.

Masyarakat juga menukarkan UPK dalam bentuk logam, yakni pecahan Rp1.000 senilai Rp468 juta, pecahan Rp500 senilai Rp460 juta, pecahan Rp200 senilai Rp235 juta, dan pecahan Rp100 senilai Rp315,74 juta.

Masyarakat menukarkan UPK layak edar melalui perbankan, kas titipan di bank di daerah "remote", dan kas keliling.

"Khusus di Pulau Lombok, kami memusatkan layanan kas keliling penukaran uang rupiah pecahan kecil di lapangan Sangkareang Kota Mataram selama Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah," kata Achris.

Ia mengatakan, pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp2,87 triliun khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriah. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,6 triliun.

Perkiraan Rp2,87 triliun tersebut, diproyeksikan untuk kebutuhan bank umum sebesar Rp2,49 triliun, Rp238 miliar untuk kas titipan di Kota Bima, Rp124 miliar untuk kas titipan di Kabupaten Sumbawa, dan Rp27 miliar untuk kegiatan penukaran dalam kas keliling.

"Proyeksi kebutuhan masyarakat tersebut berdasarkan pengalaman perbankan tahun sebelumnya, dan dibahas dalam forum diskusi Bank Indonesia dan perbankan sebelum Ramadhan," kata Achris.

Pewarta: Awaludin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019