Jakarta (ANTARA News) - "Pidatoku tidak akan lebih dari satu jam," kata Raul Castro lewat telefon, Minggu. Lawan bicaranya di ujung telefon adalah Presiden Hugo Chavez, yang sedang tampil dalam tayangan mingguannya di televisi pemerintah Venezuela. Raul dalam siaran langsung itu tertawa ketika mengomentari kakaknya, Fidel Castro, yang punya kebiasaan berpidato panjang dan "galak", seperti juga Chavez. "Fidel dan Presiden Venezuela lebih cerdas dibanding saya dan punya lebih banyak hal untuk disampaikan, jadi bukan karena alasan lain," kata pemimpin baru Kuba tersebut sebagaimana diberitakan Reuters. Beberapa jam sebelumnya, Raul Modesto Castro Ruz dilantik sebagai presiden oleh 614 anggota Majelis Nasional Kuba untuk melanjutkan kepemimpinan komunis Fidel Castro yang berkuasa selama 49 tahun di negeri kawasan Karibia itu. Raul tidak sungkan mengumbar nama Fidel, tokoh yang dikagumi Chavez. Keduanya bernyanyi bersama dan bercanda mengatakan Fidel maupun Ernesto "Che" Guevara tidak punya suara merdu. Che Guevara adalah tokoh revolusioner asal Argentina yang membantu Castro merebut kekuasaan pada 1959 dari diktator dukungan AS Fulgencio Batista. Siaran langsung tersebut seolah untuk menunjukkan bahwa keduanya punya hubungan dekat, sedekat hubungan Fidel dengan Chavez. Beberapa pengamat mengatakan bahwa Chavez (53) tidak cocok dengan Raul (77), namun sang pemimpin Venezuela dalam acara itu mengatakan tetap kagum kepada sistem di Kuba. "Operasi internasional sudah dimulai untuk membuat orang yakin bahwa ada jarak antara Raul dan saya, bahwa sekarang semuanya akan berubah," kata Chavez, yang mengatakan sosok Fidel adalah tetap berjuluk "El Comandante" (sang komandan). Venezuela, negara sosialis yang kaya minyak itu, setiap tahun mengirim jutaan barel bahan bakar dengan harga subsidi ke Kuba. Pers barat menulis, Raul, yang pernah disebut "si tangan besi", adalah mantan kepala regu tembak yang tidak kenal belas kasih. Sikapnya telah berubah menjadi lebih tenang seiring setengah abad lamanya dia menemani Fidel mengawal revolusi Kuba. Kuba mungkin tidak lagi identik dengan sosok pemimpin berjanggut yang betah berpidato dengan garang selama berjam-jam dengan seragam militernya. Penggantinya adalah seorang berkacamata dengan wajah lembut yang bisa mengucapkan lelucon dan kadang tampil dengan pakaian sipil. Raul, anak nomor lima dari tujuh bersaudara itu, menikah selama 45 tahun dengan sesama anggota revolusi Vilma Espin Guilloi (meninggal tahun 2005), yang sempat belajar kimia di MIT AS. Media Kuba tidak pernah menjelaskan status perkawinan mereka meski diketahui keduanya hidup terpisah sejak bertahun-tahun lalu. Mereka memiliki dua anak perempuan dan seorang laki-laki dan delapan cucu yang jadi kebanggaan Raul. Di masa mudanya, Raul lebih dulu menjadi komunis dibanding Fidel, bahkan dia dan Guevara adalah orang yang membujuk Castro untuk berkiblat ke Uni Soviet. Kritik Sebelum diangkat sebagai presiden, Raul sudah 19 bulan "magang" sebagai pemimpin sementara Kuba untuk menggantikan Fidel (81) yang sakit pencernaan. Raul adalah sekretaris kedua partai komunis kuba sekaligus menteri pertahanan. Fidel turun dari kekuasaan pada Kamis namun tetap menjabat sebagai "komandan kepala revolusi"-- jabatan yang diberikan kepadanya sejak berjuang menggulingkan Batista. Harapan akan reformasi muncul ketika sebagai pemimpin sementara, Raul mengizinkan 11 juta rakyat Kuba mengkritik inefisiensi ekonomi, buruknya pelayanan dan sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dia bahkan menyarankan pembicaraan dengan AS yang sudah 46 tahun menerapkan sanksi ekonomi terhadap negara tetangganya yang berjarak 180 kilometer dari Miami, negara bagian FLorida. Para pengamat mengemukakan Raul adalah pengagum pembangunan ekonomi komunis China yang tidak memusuhi kapitalisme. Dia juga merampingkan angkatan darat hingga 80 persennya dan memerintahkan tentara melakukan tugas sipil seperti memproduksi makanan saat subsidi dari Uni Soviet berhenti, seiring runtuhnya negara itu pada awal 90-an. "Kacang polong lebih penting daripada senjata," bunyi ucapannya yang terkenal. Bidang wisata juga dibuka dan kini menjadi sektor utama ekonomi yang paling potensial. Raul cerdik dalam memahami kapitalisme; dia membangun konglomerasi GAESA yang dikendalikan militer, dengan bidang usaha maskapai penerbangan, komunikasi, hotel mewah dan persewaan kendaraan. Dia juga mendelegasikan banyak tugas negara ke petinggi lainnya dan disebut-sebut terbuka terhadap perbedaan gagasan dengan para yuniornya. Raul saat "magang" sebagai pemimpin juga dengan hati-hati membuat sejumlah penyesuaian dan dia berjanji akan ada perubahan yang lebih besar, bahkan dia sendiri mengkritik "larangan-larangan yang berlebihan" di Kuba. Majalah TIME, yang mengikutinya berkunjung ke satu provinsi pada tahun 1994, menyaksikan Raul marah besar saat seorang petinggi partai komunis setempat memberi laporan panjang yang "asal bapak senang". "Bedebah! Bagaimana mungkin kita baik-baik saja tapi orang mengeluh kelaparan," kata Raul setelah menggebrak meja. Pejabat itupun dipecat. Di sisi lain, para pengamat menilai Raul adalah jembatan bagi perubahan kepemimpinan dari angkatan Fidel ke generasi berikutnya, terlebih karena Raul tidak punya kecakapan, kesehatan, maupun ambisi memimpin negara satu partai itu. Namun, Raul juga yang dengan jelas dan tegas mengemukakan bahwa semua hal ditangani "menurut sosialisme" dan masalah-masalah akan diatasi "sedikit demi sedikit". "Mandat majelis jelas...untuk terus memperkuat revolusi dalam saat-saat bersejarah," kata Raul saat dilantik. Meski para pengamat melihat adanya kemungkinan perubahan di Kuba, pemerintah AS, yang menjuluki Raul "Fidel Lite" (Fidel kecil), masih menganggap pergantian itu cuma peralihan dari satu diktator ke diktator berikutnya. "Kalau anda lihat sosok-sosok yang berkuasa, mereka adalah Old Guard (pengawal tua), yang menganut garis keras dan tidak ada alasan kami untuk merasa optimis bagi (perbaikan) rakyat Kuba," kata Menteri Perdagangan AS Carlos Gutierrez kepada Reuters. Rata-Rata Di jalanan ibukota Kuba, Havana, beberapa warga berkerumun di depan radio saat mendengarkan pelantikan tersebut pada hari Minggu, namun sebagian besar lainnya lebih memikirkan kekurangan sehari-hari dan bekerja seperti biasa. "Rakyat berharap ekonomi akan membaik di bawah kepemimpinan Raul. Tentunya tidak terjadi sekejap, tapi mungkin perlu 10 tahun hingga ekonomi stabil," kata Jorge (42), seorang tukang listrik. Media barat mengemukakan Kuba dalam keadaan serba terbatas; setengah lahan pertanian tidak tergarap, gaji bulanan rata-rata 15 dolar, transportasi nasional nyaris bubar, kurangnya perumahan dan persediaan pangan dan birokrasi yang buruk. Menteri luar negeri AS Condoleezza Rice berkomentar lebih netral dibanding rekannya yang menteri perdagangan. "Kami mengimbau pemerintah Kuba memulai proses perubahan yang damai, demokratis, dengan membebaskan semua narapidana politik, menghormati HAM dan menciptakan jalur yang jelas menuju pemilihan umum yang bebas dan adil," kata Rice dalam pernyataan di Washington. Sementera itu, ajakan yang mencerminkan harapan dunia akan perubahan di Kuba, juga mulai berdatangan begitu Raul naik ke pucuk kekuasaan Kuba. Komisi Uni Eropa (EU) di kota Brussels menginginkan adanya dialog konstruktif dengan Kuba. "Komisi EU tetap siap untuk melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Kuba, dengan koordinasi bersama mitra-mitra EU, guna meningkatkan dan memperdalam kerjasama misalnya dalam hal lingkungan hidup dan perubahan iklim," kata Louis Michel, Ketua Komisi Pembangunan dan Bantuan EU, Senin. EU menerapkan sanksi politik dan diplomatik kepada Kuba setelah negara itu menghukum 75 pembangkang dengan hukuman penjara yang berat dan menghukum mati tiga pemuda Kuba yang akan kabur ke AS dengan menggunakan perahu. Sanksi yang antara lain adalah larangan kunjungan bilateral pemerintah, dibatalkan pada bulan Januari tahun ini setelah beberapa pembangkang tersebut dibebaskan. Pengamat juga menilai saat ini Raul berada di persimpangan; memilih jalan garis keras komunis atau memberi ruang lebih banyak untuk kegiatan ekonomi dan politik. "Jalan kedua lebih mudah dilakukan jika AS mencabut embargo. Jika tidak terlaksana, AS berisiko terus membuat Kuba terkucil dan negara itu akan berpaling ke Venezuela dan China," kata Jake Colvin, direktur USA Engage, suatu badan kepanjangan Dewan Nasional Perdagangan Luar Negeri. Pengamat juga mengingatkan, jika AS tidak memanfaatkan kepemimpinan Raul, maka kaum garis keras komunis Kuba, yang berjuluk "Fidelista" serta "Los Taliban" pimpinan menteri luar negeri Felipe Perez Roque (42) akan berkibar. Kaum "Raulistas" yang selama 19 bulan terakhir meningkat perannya antara lain Wapres Carlos Lage (56), yang punya pandangan sama dengan Raul yaitu visi kebijakan ekonomi tanpa banyak dogma. Tokoh lainnya adalah menantu Raul, Kolonel Luis Alberto Rodriguez, yang kini bertanggungjawab dalam bidang usaha besar seperti industri wisata. Raul juga dibantu mantan menteri kesehatan dan pendiri Partai Komunis Kuba, Jose Ramon Machado Ventura (77) yang diangkat menjadi wakil presiden pertama. Di atas semuanya, tokoh sentral Kuba tetaplah Fidel Castro, yang masih menjabat Sekretaris pertama partai komunis dan masih menulis kolom di koran Granma. "Fidel adalah Fidel. Fidel tidak tergantikan." kata Raul saat dilantik.(*)

Oleh oleh Aditia Maruli
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008