Denpasar (ANTARA News) - Pendiri Yayasan Anand Ashram, Anand Krishna, Rabu, menyatakan bahwa praktik politik tanpa dilandasi kesadaran etik oleh pelakunya akan sangat berbahaya dan menyebutkan pehamaman agama lebih mengedepankan ritual.

"Semua keadaan, termasuk politik, ekonomi dan lainnya bisa diperbaiki dengan cara meningkatkan spiritualitas sehingga muncul kesadaran," katanya saat menjelaskan rencana Festival Meditasi Internasional Bali atau IBMF kepada wartawan di Denpasar, Rabu.

Berkaitan dengan praktik beragama, karena para koruptor juga orang yang beragama, Anand menyatakan banyak orang yang hanya mengedepankan ritual, tanpa memperdalam spiritualitasnya.

"Ritual bagian dari agama, tetapi spiritual yang merupakan jiwa dari agama seringkali dilupakan. Mereka yang seperti itu dalam beragama masih setengah-setengah. Dia baru lulus di tingkatan ritual, belum spiritual," katanya.

Sementara Ketua Yayasan Anand Ashram Maya Safira Muchtar mengemukakan bahwa seringkali hubungan manusia dengan Tuhan dibingkai dalam konteks "berdagang".

"Contohnya, mereka korupsi kemudian uangnya sebagian digunakan untuk mendirikan tempat ibadah. Yang seperti itu karena hanya berat di ritual, sementara spiritual yang merupakan esensi ditinggal, yakni kejujuran, etika dan lainnya," katanya. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009