Terjadi ledakan besar di daerah Alamada... kami tidak tahu mengenai korban namun saya melihat ambulan militer bergerak ke lokasi kejadian."
Mogadishu (ANTARA News) - Sebuah konvoi pasukan Uni Afrika AMISOM diserang bom mobil di luar Mogadishu, ibu kota Somalia, Senin, kata beberapa saksi dan satu sumber militer Somalia.

Seorang juru bicara kelompok garis keras Al-Shabaab yang dihubungi AFP mengatakan, pihaknya melancarkan serangan tersebut, yang menewaskan tujuh orang, termasuk tiga warga asing.

Serangan itu berlangsung di dekat sebuah pos pemeriksaan di jalan yang menghubungkan Mogadishu dan kota Afgoye, "dimana penyerang bunuh diri menabrakkan mobilnya ke konvoi AMISOM", kata saksi Abdulahi Mohamed.

"Terjadi ledakan besar di daerah Alamada... kami tidak tahu mengenai korban namun saya melihat ambulan militer bergerak ke lokasi kejadian," tambahnya.

Seorang pejabat militer, Omar Adan, mengkonfirmasi serangan itu namun menolak menyebutkan jumlah korban. Namun, ia menyalahkan militan Al-Shabaab atas serangan tersebut.

Sabtu, sebuah bom mobil meledak di Mogadishu pusat di dekat sebuah hotel yang sering dikunjungi pejabat pemerintah dan pengusaha, mencederai sedikitnya satu orang, dan belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab.

Sepanjang Februari, serangan-serangan besar di Mogadishu mencakup ledakan bom mobil di pintu gerbang bandara, serangan bunuh diri di istana prsiden dan pemboman mobil di sebuah kafe dekat markas intelijen.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.

Kelompok itu menggegerkan dunia tahun lalu dengan serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.

Penyerang menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam pertikaian dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014