Jakarta (ANTARA News) - Ratusan orang gabungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah universitas di Tanah Air berdemo di depan Istana Merdeka Jakarta, Rabu, untuk berorasi sekaligus menyampaikan tujuh gugatan rakyat. Menurut seorang pendemo, tujuh gugatan itu mendesak pemerintah agar menasionalisasi aset strategis, memberikan pendidikan serta pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas, dan mewujudkan kepastian hukum. Tuntutan lainnya adalah mengembalikan kedaulatan bangsa di sektor pangan, membuat harga kebutuhan pokok terjangkau rakyat, dan menuntaskan reformasi birokrasi. Tuntutan yang ketujuh atau yang terakhir adalah menyelamatkan lingkungan hidup Indonesia yang telah dieksploitasi oleh berbagai pihak, misalnya kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia juga mengatakan, aksi yang diikuti antara lain oleh BEM dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu merupakan unjuk rasa lanjutan dari aksi yang dilakukan pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Unjuk rasa tersebut tidak menyebabkan kemacetan parah di jalan sekitar Istana antara lain karena kesigapan petugas kepolisian dalam mengatur arus lalu lintas. Sebelumnya, pada 2 Mei 2008 atau Hardiknas, sekitar 100 mahasiswa dari BEM UNJ dan UI berdemo di depan Departemen Pendidikan Nasional dengan tuntutan antara lain agar APBN Perubahan 2008 tidak memotong anggaran pendidikan. Pada aksi tersebut, mahasiswa mengemukakan, dunia pendidikan kembali berduka karena pengesahan APBN-P 2008 berarti telah memangkas 10 persen pos anggaran untuk pendidikan. Beberapa pos yang diperkirakan dipotong antara lain adalah anggaran dana BOS buku, pembangunan perpustakaan dan sumber belajar, dan program pemberantasan buta aksara, serta pemotongan anggaran terhadap program kejar paket (A, B, dan C). Untuk itu, mahasiswa menuntut pemerintah meninjau ulang kebijakan UN, menghapus segala bentuk komersialisasi pendidikan, meningkatkan kualitas kesejahteraan guru, merealisasikan 20 persen alokasi APBN untuk pendidikan, dan menyediakan fasilitas yang merata di Tanah Air.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008