Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Niaga (BNGA) dan Bank Lippo (LPBN), Senin, menandatangani rencana penggabungan usaha atau merger. Direktur Pelaksana Khazanah Nasional (Malaysia) Dato` Azman Mokhtar, pada jumpa pers di Jakarta, mengharapkan rencana merger itu mampu menciptakan institusi keuangan lokal yang lebih besar dan kuat, serta sesuai dengan program Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Menurut Azman, sebagai langkah awal dari proses merger tersebut, CIMB Group akan membeli saham Khazanah di LPBN sebesar 51 persen, yang digantikan dengan penerbitan 207,1 juta saham baru di Bumiputra-Commerce Holdings Bhd (BCHB), pemegang saham CIMB Group. Pembelian ini akan meningkatkan kepemilikan saham Khazanah di di BCHB, yang merupakan induk perusahaan jasa keuangannya, dari 22,7 persen menjadi 27,1 persen. Total pembelian saham LPBN oleh CIMB Group tersebut mencapai Rp5,9 triliun atau setara 2,1 miliar ringgit Malaysia. Setelah resmi merger, pemegang saham LPBN akan ditukar menjadi saham BNGA dengan rasio 2,822 saham BNGA dengan satu lembar saham LPBN. Untuk menyelesaikan proses merger seluruh aset dan kewajiban LPBN akan dialihkan ke BNGA. Dalam proses merger tersebut CIMB akan menawarkan fasilitas "voluntary" dan "standby facility". Fasilitas itu memungkinkan pemegang saham minoritas di kedua bank untuk melepas saham mereka dan tidak berpartisipasi dalam proses merger. CIMB menentukan nilai wajar saham BNGA adalah Rp1.052 per saham dan LPBN Rp2.969 per saham. Jika pemegang minoritas tetap mempertahankan kepemilikan sahamnya, maka komposisi CIMB dan Khazanah dalam bank baru tersebut akan memiliki masing-masing akan memiliki 58,7 persen dan 18,7 persen. Sementara Group Chief Executive CIMB Group Nazir Razak, dalam kesempatan yang sama, mengatakan bank hasil merger -- yang akan bernama CIMB Niaga itu -- akan menjadi bank terbesar kelima di Indonesia berdasarkan dengan jumlah aset dan tabungan. Total aset merger besarnya Rp95,2 triliun, sementara total tabungan Rp78,1 triliun. Total kantor cabang yang dimiliki lebih dari 650 kantor di seluruh Indonesia berdasarkan data hingga 31 Maret 2008. Razak juga meyakinkan bahwa dalam waktu dekat tidak akan ada pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan BNGA dan LPBN. LPBN saat ini memiliki 5.000 karyawan dan BNGA sebanyak 6.000 karyawan. Sementara posisi direktur utama CIMB Niaga masih kosong. Sedangkan komisaris utama dijabat Dato Shukuri Husin dan Roy Tirtadji sebagai wakil komisaris utama. Jadwal proses merger selanjutnya adalah rencana penyelenggaraan RUPSLB BCHB untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham atas rencana merger pada 11 Juli 2008 dan pada 18 Juli 2008 RUPSLB LPBN dan BNGA. Selanjutnya, pada triwulan keempat 2008 proses merger secara hukum sudah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari regulator dan pemegang saham. Untuk perkiraan penyelesaian integrasi usaha dan "rebranding" akan dilaksanakan pada akhir 2009. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008