Lebak (ANTARA News) - Peringatan 100 tahun kebangkitan nasional (Harkitnas), Dinas Kesehatan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, akan bebaskan warga Badui dari penyakit frambusia (korengan-red). "Tahun ini kami akan bebaskan warga Badui dari frambusia karena penyakit itu langka dan sudah tidak diketemukan lagi di Indonesia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, H Maman Sukirman, di sela-sela acara persiapan pengobatan massal di Kecamatan Leuwidamar, Sabtu. Maman mengatakan, hingga saat ini penderita positif frambusia di kawasan suku Badui tercatat sebanyak enam orang. Keenam orang itu, kata dia, kini sudah menjalani pemeriksaan dan pengobatan medis agar tidak menularkan kepada warga lain. Akan tetapi, pihaknya tetap akan melakukan pengobatan massal sekitar 80 persen dari 10.000 jiwa warga Badui Luar (pakaian hitam-hitam) dan Badui Dalam (pakaian putih-putih). Sebab, lanjut dia, penyakit frambusia termasuk jenis penyakit menular yang menimpa pada bagian kulit seperti korengan atau borok. "Jika tidak diobati tentu menularkan melalui kuman si penderita. Apalagi, lingkungan kurang bersih sangat berpotensi tertular frambusia," kata dia. Untuk mencegah penularan itu,tambah dia, pihaknya berencana melakukan penyuntikan penisilin secara massal agar tidak tertular penyakit langka tersebut. "Saya optimistis warga Badui terbebas dari penyakit frambusia jika dilakukan penyuntikan penisilin itu," katanya. Sementara itu,petugas Pemberantasan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Bahtiar, mengaku, pengobatan massal ini untuk membebaskan penyakit frambusia di kawasan Badui karena sampai saat ini hanya tinggal enam penderita. "Sejak diketemukan 1974 lalu penderita frambusia di pedalaman Badui mencapai 100 orang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008