New York (ANTARA News) - Saham-saham di bursa AS turun tajam Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena para investor mencemaskan kesehatan perusahaan-perusahaan Amerika (emiten) yang mulai melaporkan laba kuartal keduanya di tengah ketidakpastian ekonomi. Penurunan saham menyapu Wall Street, saham sektor keuangan, teknologi dan penerbanngan tertekan turun di tengah aksi jual menyeluruh. Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average merosot tajam 236,77 poin atau 2,08 persen menjadi ditutup pada 11.147,44. Acuan indeks ini telah turun hampir 16 persen untuk tahun ini. Indeks komposit Nasdaq melemah 59,55 poin atau 2,60 persen menjadi 2.234,89 dan indeks Standard & Poor`s 500 turun 29,01 poin atau 2,28 persen menjadi ditutup pada 1.244,69. Indeks sekarang berada pada wilayah "bear market", mencerminkan sebuah penurunan 20 persen dari posisi puncak tahun lalu. Kehancuran terjadi setelah saham-saham "rally" sehari sebelumnya menyusul jatuhnya harga minyak. Kontrak minyak New York diperdagangkan stabil pada Rabu sekitar 136 dolar AS per barrel. "Indeks Dow Jones Industrial Average memulai hari ini di wilayah positif, namun berakhir turun karena kekhawatiran bahwa krisis kredit dapat berdampak terhadap laba para emiten," kata pengamat Mark Fightmaster, seorang analis pasar Schaeffer`s Research. Para analis mengatakan laba beberapa perusahaan, terutama bank, akan suram karena merebaknya kredit seret (credit crunch), kemerosotan berkepanjangan pasar perumahan dan tingginya harga minyak yang menekan sentimen para investor. Saham-saham turun setelah lembaga pemeringkat Fitch Ratings menerbitkan sebuah laporan perkiraan bahwa Merrill Lynch kemungkinan akan mencatat kerugian empat kuartal berturut-turut, ketika laporan keuangan kuartal keduanya diterbitkan pada 17 Juli. Saham Merrill turun tajam 10 persen menjadi 29,74 dolar AS. Industri lainnya juga berjuang menutup beban ekonomi. Sebagioan besar perusahaan penerbangan dan jasa pengiriman memangkas biaya-biayanya untuk mengahadapi tingginya beban energi. Northwest Airlines mengumumkan pengurangan 2.500 pegawai akibat tingginya harga minyak mentah. "Biaya bahan bakar minyak kami telah lebih dari dua kali lipat tahun lalu," kata direktur eksekutif Northwest, Doug Steenland. Saham-saham maskapai penerbangan itu menukik 16 persen menjadi 6,30 dolar AS. Freddie Mac dan Fannie Mae, dua perusahaan investasi mortgage besar, saham mereka memperlihatkan penurunan di tengah berlanjutnya kekhawatiran tentang tekanan di pasar mortgage. Saham perusahaan ini sebelumnya menguat karena beberapa analis yakin mereka dapat memperoleh modal segar untuk membantu keuangan mereka. Saham Freddie Mac merosot 24 persen menjadi 10,26 dolar AS sementara Fannie Mae merosot 13 persen menjadi 15,31 dolar AS. Di sektor manufaktur, saham General Electric berakhir turun 3,1 persen pada 27,19 dolar AS. Boeing turun 0,5 persen menjadi 65,59 dolar AS, sementara Northrop Grumman turun 1,4 persen menjadi 65,27 dolar AS. Harga obligasi menguat karena saham melemah. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah berjangka waktu 10-tahun turun menjadi 3,834 persen dari 3,880 persen pada Selasa dan obligasi berjangka 30-tahun turun menjadi 4,428 persen terhadap 4,456 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dengan arah berlawanan, demikian AFP melaporkan. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008