Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memantau perkembangan keamanan warga asal Jabar di Wamena, Provinsi Papua pasca-kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019.

"Sudah ada yang menghubungi. Sementara kita memonitor melalui pemerintah pusat. Karena tupoksi keamanan pertahanan itu ada di pemerintah pusat. Saya hanya akan mengkoordinasikan mudah-mudahan tidak ada warga berikutnya yang terluka atau meninggal dunia. Khususnya warga Jabar karena kapasitasnya sebagai gubernur Jabar," kata Gubernur Emil di Gedung Sate Bandung.

Dia mengaku secara informal telah melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk memantau situasi terkini di Wamena, Papua dan dari keterangan yang didapatkannya ntuk sementara masih aman terkendali, khususnya untuk warga Jabar.

"Tapi saya akan memohon khusus agar TNI atau Polri bisa memaksimalkan pengkondisian kondusivitas di sana," kata dia.

Baca juga: Papua Terkini- Anak korban Wamena bisa sekolah tanpa surat pindah

Baca juga: Papua Terkini - Sulsel bantu Rp1 miliar untuk korban kerusuhan

Baca juga: Polisi antisipasi pengiriman simbol separatis dari Australia


Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini mengaku memiliki hubungan emosional dengan Wamena, Papua.

"Bagaimana pun saya pernah ke Wamena saya pernah diangkat sebagai anak adat di sana. Saya dulu ada prosesi menanam pohon di rumah adat. Jadi ada hubungan emosional khusus untuk Wamena. Mudah-mudahan saya doakan bisa kembali pulih," kata dia.

Gubernur Emil juga mengajak agar semua pihak mengedepankan dialog dalam memecahkan sebuah persoalan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kunci terakhir mari kita dialog semua urusan hari ini. Apa sih maunya, kalau kemauannya masih dalam koridor hukum saya kira enggak ada masalah. Tapi kalau kemauannya diekspresikan melawan atau melewati aturan hukum itu yang jadi masalah. Ini saya renungkan dinamika hari ini perlu ruang-ruang dialog yang tidak harus formal," kata dia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019