Jakarta (ANTARA News) - PT Pos Indonesia menargetkan melepas saham kepada publik atau IPO pada 2010 untuk lebih meningkatkan upaya perusahaan dalam transformasi bisnis. "Kajian IPO sudah dimulai pada semester II 2008 dengan melakukan identifikasi bisnis untuk menetapkan besaran kebutuhan investasi," kata Wakil Dirut PT Pos I Ketut Wardjana, di sela-sela kampanye "Ayo ke Kantor Pos", di Jakarta, Rabu. Menurut Ketut, pendapatan perseroan berasal dari tiga bisnis dasar yaitu bisnis komunikasi berupa pengiriman surat, bisnis pembayaran keuangan yaitu tempat pembayaran (payment point), transfer dan distribusi, serta bisnis logistik yaitu pengiriman barang. "Value perusahaan harus ditingkatkan, sehingga dapat diukur seberapa besar nilai investasi yang dibutuhkan perusahaan," ujar Ketut. Meski demikan, Ketut yang baru menjabat kurang dari satu bulan di PT Pos ini tidak merinci berapa besar saham perusahaan yang akan dilepas ke publik termasuk jumlah dana yang bakal peroleh dari aksi korporasi tersebut. Ia hanya menjelaskan dana yang diperoleh akan digunakan untuk modal kerja antara lain untuk mengembangkan bisnis perusahaan. "Perusahaan melakukan identifikasi berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis Pos sehingga dapat bersaing dengan perusahaan swasta yang memberi layanan yang sama," kata Ketut. Dijelaskan, dengan kondisi seperti sekarang ini valuasi aset perusahaan hanya mencapai sekitar Rp5 triliun, akan tetapi jika bisnis perseroan dimaksimalkan bukan tidak mungkin kemampuan perusahaan memperoleh dana akan lebih besar. "Kita butuh investasi untuk mengembangkan potensi bisnis karena pada beberapa sisi kapasitas perusahaan sudah penuh," kata Ketut, yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan di PT Citra Marga Nusaphala Perdana (CMNP). Namun, ujarnya, IPO tersebut akan disesuaikan dengan situasi pasar dan bisnis perusahaan secara keseluruhan bisa saja mundur dari target yang ditetapkan. "Tergantung kondisinya, perseroan pada saat yang sama juga dimungkinkan mencari pendanaan investasi melalui fasilitas pinjaman perbankan, maupun obligasi," katanya. PT Pos menargetkan total pendapatan pada tahun ini mencapai Rp2,3 triliun naik sekitar 24 persen dibanding 2007 dengan total pendapatan sekitar Rp1,9 triliun. Pada saat bersamaan laba bersih tahun ini diproyeksikan mencapai Rp49 miliar, meningkat tajam dibanding 2007 yang mencatat laba bersih sekitar Rp5 miliar. Bisnis komunikasi menyumbang 45 persen terhadap pendapatan, bisnis jasa pembayaran keuangan sebesar 23 persen, sedangkan bisnis logistik bisa menyumbang 16 persen. Khusus bisnis komunikasi seiring dengan pengembangan layanan perusahaan berbasis teknologi informasi diproyeksikan bisa meningkat hingga 50 persen atau sekitar Rp1,1 triliun. Sementara itu Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Arief Supriyono mengatakan, hingga akhir 2008 perusahaan juga memperoleh tambahan pendapatan sekitar Rp340 miliar dari program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Pendapatan dari program BLT meliputi pembuatan kartu BLT, distribusi kartu, dan jasa pembayaran transaksi BLT. "Hingga akhir pertengahan Agustus 2008, pembayaran BLT telah mencapai sekitar 80 persen, dari sekitar 19,01 juta rumah tangga sasaran," kata Arief. Pada peluncuran kampanye "Ayo ke Kantor Pos", yang dipusatkan di Kantor Pos Besar Daan Mogot, Jakarta Barat itu, Wakil Dirut PT Pos I Ketut Mardjana meresmikan dengan melepas sekitar ratusan balon ke udara sebagai pertanda program tersebut tersosialisasi di seluruh kantor pos yang jumlahnya sekitar 3.600 kantor pos.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008