Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan kembali penghargaan dan pujiannya terhadap keberhasilan TNI dalam melaksanakan reformasi internalnya selama kurun sai dasawarsa. "Banyak kalangan di AS menilai positif terhadap langkah-langkah yang dilakukan TNI dalam reformasi internalnya," kata Atase Pertahanan Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Kolonel Kevin E Richards saat diterima Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Kamis. Kevin Richards menambahkan, penilaian positif tersebut menjadi bagian penting yang mendasari kebijakan bagi peningkatan kerja sama militer kedua negara, di masa mendatang. Kerja sama militer RI-AS sempat mengalami pasang surut terutama sejak negara Paman Sam itu menjatuhkan sanksi militer kepada Indonesia, terkait tuduhan kasus pelanggaran HAM di Timor-Timur (kini Timor Leste) pada 1999. Semisal program pelatihan dan pendidikan militer internasional yang diperluas, E-IMET (Extended-International Military Education Training), untuk kalangan sipil, yang sempat terhenti. Pendidikan itu difokuskan pada materi manajemen pertahanan dan kontrol oleh sipil. TNI juga menerima pelatihan melalui program beasiswa pertahanan regional untuk kontraterorisme. Pasca pencabutan embargo oleh AS kepada Indonesia pada November 2005, kedua pihak sepakat meningkatkan kerja sama militer, pemanfaatan seoptimal mungkin program Foreign Military Sales (FMS) dan Foreign Military Finance (FMF) untuk meningkatkan kesiapan alutsista TNI. Pada kesempatan itu, Richards juga mengundang Panglima TNI untuk berkunjung ke laboratoriumriset Naval Medical Research Unit 2 atau Namru-2 di Jakarta . Menanggapi itu, Panglima TNI menyatakan akan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan dan Menteri Riset dan Teknologi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008