New York (ANTARA News) - Saham-saham Wall Street "rebound" (berbalik naik) di tengah sesi perdagangan yang mudah berubah Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), karena kegelisahan para pedagang tertahan oleh kemungkinan penyelamatan raksasa asuransi bermasalah American International Group (AIG). Pasar juga tampak terdorong oleh keputusan Federal Reserve mempertahankan suku bunganya tak berubah, meski pasar baru-baru ini bergejolak, sebuah langkah yang terlihat sebagai sebuah indikasi kepercayaan dalam pemulihan kembali. Dalam hari kedua turbulensi di pasar global, indeks Dow Jones Industrial Average "rally" 141,51 poin (1,30%) menjadi ditutup pada 11.059,02 dalam sebuah sesi yang jungkir-balik. Indeks komposit Nasdaq meningkat 27,99 poin (1,28%) menjadi 2.207,90 sementara indeks Standard & Poor`s 500 meloncat 20,90 poin (1,75%) menjadi 1.213,60. Tindakan liar terjadi karena pasar mengikuti nasib AIG, sebuah perusahaan dengan aset satu triliun dolar AS, ditakutkan menjadi efek domino kejatuhan berikutnya dalam krisis finansial setelah Lehman Brothers. Saham AIG jatuh lebih dari 70 persen pada pembukaan, dan kemudian meningkat kembali menunjukkan kenaikan kecil, sebelum merosot pada akhir perdagangan. Sahamnya turun 21 persen menjadi 3,75 sen setelah jatuh 60 persen pada Senin. Secara keseluruhan pasar berayun tinggi setelah Federal Reserve mulai menurunkan tekanan dari pasar dan mempertahankan suku bungan pinjaman utamanya pada 2,0 persen Selasa. Langkah tersebut mengejutkan para pedagang, karena pasar berjangka telah menghargakan 92 persen peluang penurunan suku bunga seperempat poin dalam jam-jam awal pertemuan the Fed, karena kekacauan di pasar akibat bangkrutnya Lehman Brothers dan kemungkinan kematian beruntun pada American International Group. "Membaca pernyataan mereka, anda tak akan pernah tahu langit telah turun di Wall Street," kata Ian Shepherdson, kepala ekonom High Frequency Economics, dikutip Reuters. "Dalam kajian kami, pernyataan ini salah satu yang sangat berani atau sangat sembrono." John Ryding dari RDQ Economics mengatakan rally bukan terinsipirasi oleh keputusan the Fed dalam suku bunganya tapi laporan bahwa bank sentral sedang bekerja mencegah potensi bencana jatuhnya AIG. Ia mengatakan rally terjadi "karena sebuah persepsi bahwa the Fed mempunyai rencana menyelamatkan AIG." Beberapa laporan mengatakan sebuah pertemuan tentang krisis di Fed New York sedang bekerja merencanakan penyediaan pinjaman jangka pendek 75 miliar dolar AS kepada raksasa asuransi bermasalah itu untuk mencegah kebangkrutan. David Kotok, kepala investasi pada Cumberland Advisors, mengatakan the Fed terpaksa bertindak untuk mencegah bencana. "Ini telah terlihat pada pancaran atau sebuah penularan," kata dia. "Kegagalan Lehman telah menciptakan penularan karena the Fed tidak melakukan tindakan. Kegagalan AIG akan membuat ini lebih buruk." Dia menambahkan bahwa "menahan penularan adalah pekerjaa dari bank sentral ... Dan bank sentral harus berfungsi sebagai "lender of last resort." Saham-saham keuangan menjadi fokus. Goldman Sachs, salah satu bank investasi Wall Street yang telah terhindar dari masalah yang menimpa rekannya, turun 1,84 persen menjadi 133,01 dolar AS setelah dilaporkan laba bersihnya turun 70 persen. Pesaingnya, Morgan Stanley yang turun 10,8 persen menjadi 28,70 dolar AS. Namun rebound pada akhir perdagangan setelah melaporkan laba bersih kuartalannya mencapai 1,42 miliar dolar AS, lebih baik dari ekspektasi pasar. Washington Mutual, sebuah bank pesisir barat yang bermasalah dimana peringkat kreditnya diturunkan pada Senin, naik 16 persen menjadi 2,32 dolar AS setelah turun 26 persen pada Senin. Di luar sektor keuangan, Hewlett-Packard naik 6,8 persen menjadi 48,41 dolar AS setelah mengumumkan pemangkasan 24.600 pegawainya di seluruh dunia dalam tiga tahun ke depan sebagai bagian dari pengintegrasian raksasa jasa Electronic Data Systems. Sementara obligasi berakhir "mixed". Imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10-tahun naik menjadi 3,491 persen dari 3,483 persen pada Senin, dan obligasi negara bertenor 30-tahun turun menjadi 4,095 persen dari 4,152 persen. Harga dan yield obligasi bergerak berlawanan arah. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008