Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) meminta instansi pemerintah ikut mengkampanyekan penggunaan sepatu buatan dalam negeri dengan menginstruksikan pegawainya membeli dan memakai sepatu buatan bangsa sendiri.

"Kami mengharapkan ada suatu SK (Surat Keputusan) untuk departemen dan instansi menggunakan sepatu dalam negeri," kata Ketua Aprisindo Edy Widjanarko yang memuji keberhasilan pemerintah ketika mensyaratkan pegawai mengenakan batik.

Dalam jumpa pers bersama Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Deperin Anshari Bukhari di Jakarta, Selasa, Ketua Umum Asprindo meyakinkan bahwa mutu dan desain sepatu dalam negeri semakin baik, sehingga ia mengimbau masyarakat khususnya pegawai negeri sipil untuk menggunakan sepatu buatan lokal.

"Masih ada image (kesan) sepatu lokal itu jelek. Itu 20 tahun yang lalu," katanya.

Ia mengatakan saat ini produsen sepatu Indonesia telah diperhitungkan sebagai produsen sepatu berstandar internasional. Hal itu terbukti dengan posisi Indonesia sebagai produsen sepatu terbesar ke-3 di dunia setelah China dan Vietnam, terutama untuk sepatu olah raga.

Indonesia juga sekarang menjadi produsen sepatu kulit (kasual) ke-4 terbesar dunia setelah India.

Sayangnya, kata dia, sejauh ini masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya percaya pada mutu dan desain sepatu lokal, sehingga perlu sarana untuk mempresentasikan kemampuan industri sepatu nasional kepada pasar lokal.

Oleh karena itu, Depperin bekerjasama dengan Aprisindo dan Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) akan menyelenggarakan "Pameran Industri Alas Kaki, Kulit, dan Produk Kulit Indonesia Tahun 2009" di Balai Sidang Jakarta (JCC) pada 12 hingga 15 Pebruari ini yang diikuti 126 perusahaan nasional.

"Kami membutuhkan ruang untuk mempresentasikan kemampuan industri sepatu nasional," ujar Eddy.

Dirjen ILMTA Anshari Bukhari menambahkan, pada pameran tersebut pihaknya mengundang instansi dan departemen terkait serta Pemda, di samping perwakilan dari negara-negara asing yang ada di Jakarta sebagai salah satu upaya meningkatkan pemasaran sepatu buatan dalam negeri.

"Kami berharap dengan adanya pameran tersebut mereka seperti (pegawai) instansi pemerintah dan sekolah-sekolah yang selama menggunakan impor mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri," ujarnya

Anshari mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri telah menandatangani Inpres tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri dan Depperin menindaklanjutinya dengan menginventarisasi produk-produk apa saja yang telah bisa diproduksi di dalam negeri.

"Kami sedang membuat daftar produk apa saja yang bisa diproduksi di dalam negeri. Menurut saya, sepatu salah satu yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri dengan baik dan memiliki daya saing tinggi," ujarnya.

Sejak 2003 sampai 2008, ekspor sepatu Indonesia ke berbagai negara terus meningkat dari senilai 1,1 miliar dolar AS menjadi 1,3 miliar dolar AS pada 2004 dan menjadi 1,4 miliar dolar AS pada 2005, 1,6 miliar dolar AS pada 2006, lalu pada 2007 menjadi 1,637 miliar dolar AS.

Sampai November 2008 total ekspor sepatu nasional telah mencapai 1,7 miliar dolar AS, sedangkan pasar sepatu di dalam negeri sekitar Rp25 triliun per tahun.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009