Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, relokasi pemukiman warga yang terkena bencana Situ Gintung di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten tergantung pada hasil pendataan tata ruang yang baru.

"Jika memang hasil pendataan tata ruang yang baru, memungkinkan relokasi tentu dilaksanakan dengan tujuan akhir yakni warga terkena korban tidak dirugikan," kata Wapres di Jakarta Selatan, Selasa, usai rapat tertutup dengan sejumlah menteri dan gubernur di Sekolah Polisi Wanita, Jakarta Selatan.

Hadir dalam rapat tersebut Mensos Bachtiar Chamsjah, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mendagri Mardiyanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Walikota Tangerang Selatan HM Sholeh MT serta Bupati Tangerang Ismet Iskandar.

Menurut Wapres, ada tiga langkah utama yang dihadapi pasca tragedi Situ Gintung yakni pertama, mulai Senin (6/4) Kampus Universitas Muhammadiah sudah harus dibersihkan.

Kedua, semua yang berhubungan dengan keperluan logistik selama tanggap darurat akan dibantu sepenuhnya oleh Depsos, dan ketiga, Walikota Tangerang Selatan dan Gubernur Banten harus melakukan pendataan ulang mengenai tata ruang Situ Gintung.

Menjawab pertanyaan apakah relokasi merupakan jalan terbaik, Wapres mengatakan, semuanya tergantung tata ruang yang baru.

"Walau begitu, bagi korban bencana yang rumahnya tergolong rusak berat, maka pemerintah akan memberikan bantuan sebesar Rp30 juta per kepala keluarga, dan Rp15 juta untuk rusak sedang serta Rp5juta bagi penduduk yang rumahnya rusak ringan," katanya.

Dia menambahkan pemerintah sudah menyiapkan dana sebesar Rp200 miliar untuk memperbaiki tanggul Situ Gintung yang jebol akibat dihantam air bah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009