Nairobi (ANTARA News/Reuters) - Perompak Somalia membajak kapal barang 20.000 ton Jerman dalam serangan terkini atas jalur pelayaran niaga di lautan Hindia, kata kelompok bahari kawasan itu pada Minggu.

Gerombolan bersenjata berat dari negara tanpa hukum di Tanduk Afrika itu membajak puluhan kapal di sana dan di Teluk Aden, yang ramai, pada tahun lalu dan memberi mereka keuntungan jutaan dolar Amerika Serikat dalam bentuk tebusan.

Angkatan laut asing mengirimkan kapal perang ke daerah itu sebagai jawabannya, membuat keberhasilan serangan turun pada beberapa bulan tarahir.

Tapi, masih terjadi serangan hampir tiap hari untuk membajak kapal.

Andrew Mwangura dari Kegiatan Bantuan Pelaut Afrika Timur, yang berpusat di Mombasa, menyatakan pembajakan terkini itu terjadi pada Sabtu di sekitar 400 mil laut lepas pantai Kismayu, pelabuhan di Somalia selatan, di antara Seychelles dengan Kenya.

"Kami percaya bahwa kapal Jerman itu berisi 24 awak. Kami mencoba mengetahui jatidiri mereka dan nama kapalnya," kata Mwangura kepada kantor berita Inggris Reuters lewat telepon.

Awak kapal tangki milik Jerman, yang dibajak perompak Somalia pada Januari di teluk Aden, pada ahir Maret memperoleh kembali kekuasaan atas kapal mereka, kata penggeraknya, yang bermarkas di Hamburg.

Bernard Scgulte Shipmanagement menyatakan awak kapal tangki itu, yang terdiri atas 12 warga Pilipina dan satu Indonesia, tidak cedera dan "Longchamp" mengarah ke tujuan awalnya, Vietnam.

Kapal itu, yang membawa gas minyak cair, ditawan pada 29 Januari dan dibongkar di pantai Somalia.

Perompak Somalia membajak dua kapal tangki milik warga Eropa pada bulan lalu dan pada pekan lalu, tentara Seychelles menyatakan menempatkan pasukan keamanan di pulau terluar kepulauan itu sesudah kapal kedua berbendera negara samudera Hindia tersebut dibajak kelompok bersenjata dari Somalia.

Kapal perang Korea Selatan dikirim untuk memerangi perompak di lepas pantai Somalia, bergabung dengan pasukan asing di pelabuhan Bahrain pada ahir pekan lalu setelah tiga pekan berlayar, kata pernyataan.

Kapal perusak Munmu Agung, yang membawa kesatuan Cheonghae, yang berkekuatan 300 petugas, merapat di Mina Salman di ujung utara pulau Bahrain, kata siaran pers Kepala Staf Gabungan di Seoul.

Kapal perusak berbobot 4.500 ton itu disiapkan untuk gerakan di teluk Aden, katanya.

Keterangan sandi dan gerakan akan diberikan oleh komando angkatan laut pimpinan Amerika Serikat di sana.

Sekitar 460 kapal Korea Selatan melakukan perjalanan ke Teluk setiap tahun.

Tiga kapal Korea Selatan dibajak beberapa jam sebelumnya, kata pemerintah Korea Selatan.

Lebih dari 110 kejadian berkaitan dengan perompakan terjadi di daerah itu pada 2008, melonjak lima kali lipat dari dua tahun sebelumnya, yang memicu sejumlah negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Rusia mengirim kapal perang mereka.

Kesatuan Cheonghae, yang juga nama pangkalan angkatan laut Korea Selatan pada abad ke-9, terdiri atas kapal perusak, satu helikopter anti-kapal selam dan pasukan khusus angkatan laut.

Somalia tidak memunyai pemerintah kuat atau kewenangan bahari sejak penguasa negara tersebut ditumbangkan panglima perang pada 1991.

Kemiskinan juga membuat sebagian besar petani dan nelayan menjadi perompak, sementara pasar gelap senjata semakin merajalela.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009