Mogadishu (ANTARA News/AFP) - Perompak Somalia menyerang sebuah kapal barang Amerika dengan roket untuk "menghancurkan" kapal itu sebagai pembalasan atas operasi akhir pekan lalu yang berhasil membebaskan seorang kapten kapal AS, kata salah satu komandan mereka, Rabu.

"Serangan ini merupakan yang pertama terhadap sasaran utama kami," kata Abdi Garad kepada AFP mengenai serangan yang dilakukan pada Selasa larut malam itu.

"Kami bermaksud menghancurkan kapal berbendera Amerika ini dan awak di kapal itu, namun sayangnya mereka selamat dari serangan kami," kata komandan perompak itu.

"Tujuan dari serangan ini berbeda sepenuhnya. Kami tidak mencari uang tebusan. Kami juga menugasi satu tim dengan peralatan khusus untuk memburu dan menghancurkan setiap kapal yang mengibarkan bendera Amerika sebagai pembalasan atas pembunuhan brutal rekan-rekan kami," tambahnya.

Kapten kapal barang AS Richard Phillips diselamatkan Minggu (12/4) dari perompak Somalia yang menyanderanya di sebuah sekoci setelah mereka gagal membajak kapal itu, kata Angkatan Laut AS.

Empat perompak menahan Phillips sejak upaya gagal mereka membajak kapal peti kemas yang dibawa kapten tersebut, Maersk Alabama yang memiliki berat 17.000 ton, beberapa ratus mil di lepas pantai Somalia.

Phillips tampaknya datang sukarela ke sekoci perompak itu untuk menjadi sandera dan demi keselamatan 20 orang awak Amerika-nya, yang kemudian berhasil mengendalikan lagi kapal barang tersebut.

Kapal itu, yang membawa bantuan makanan untuk Uganda dan Somalia, melanjutkan perjalanan ke Kenya, negara tujuannya, setelah upaya pembajakan yang gagal itu.

Dalam operasi penyelamatan tersebut, pasukan Amerika menembak mati tiga dari keempat perompak itu dan menangkap orang yang keempat.

Pembebasan kapten kapal itu mengakhiri ketegangan di laut selama lima hari antara orang-orang bersenjata Somalia dan pasukan AS.

Sehari setelah pembebasan itu, Senin (13/4), seorang pemimpin perompak mengancam akan menyerang orang-orang Amerika sebagai pembalasan atas penyelamatan kapten kapal AS itu dalam operasi dramatis dimana penembak-penembak jitu angkatan laut membunuh ketiga perompak itu dan menangkap orang keempat.

Mereka membuktikan ancaman tersebut pada hari itu juga dengan menyerang pejabat AS yang mengunjungi Somalia.

Anggota Kongres AS Donald Payne diserang mortir pada hari itu ketika ia akan pergi dengan pesawat terbang dari bandara Mogadishu, namun tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut, kata seorang pejabat Uni Afrika (AU) kepada AFP.

"Pesawat anggota Kongres AS itu bergerak dan mortir mulai berjatuhan. Tidak ada korban, namun serangan itu ditujukan pada anggota Kongres tersebut. Ia terbang dengan aman," kata pejabat AU yang tidak bersedia disebutkan namanya itu kepada AFP setelah serangan tersebut.

Pada jumpa pers sebelum serangan itu, Payne mendesak upaya lebih luas untuk memerangi perompakan di lepas pantai Somalia dan membela tindakan pasukan AS yang mengakhiri ketegangan penyanderaan selama lima hari di kawasan perairan tersebut.

"Kegiatan ilegal harus ditangani, jika anda tidak menangani tindakan kriminal maka mereka akan melanjutkannya," katanya.

Perompak Somalia memanfaatkan cuaca bagus untuk meningkatkan serangan-serangan mereka dalam beberapa hari ini, meski satuan tugas internasional telah berada di kawasan itu untuk melindungi kapal-kapal di salah satu jalur pelayaran terpadat dunia itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Pembajakan oleh perompak Somalia menurun pada 2009 setelah angkatan laut internasional mulai melakukan patroli di kawasan perairan yang ramai di Teluk Aden.

Tahun lalu perompak telah membuat kawasan Teluk, yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Timur Tengah melalui Terusan Suez, menjadi tempat pelayaran paling berbahaya di dunia. Puluhan kapal dibajak dan puluhan juta dolar dibayar sebagai tebusan bagi pembebasan sejumlah kapal.

Beberapa ahli keamanan mengatakan, meski operasi-operasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (EU) untuk sementara bisa menangkal aksi perompak dan menjamin jalur aman bagi pelayaran kapal, masalah pembajakan yang telah membuat beaya asuransi melonjak itu tidak akan terpecahkan sampai aturan hukum ditegakkan lagi di Somalia.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009