Manama (ANTARA News/Reuters) - Perompak melepaskan tembakan senjata ringan ke kapal perbekalan Angkatan Laut AS di lepas pantai Somalia timur, dalam serangan pertama semacam itu sejak gelombang serangan bajak laut tahun lalu, kata AL AS, Kamis.

Kapal USNS Lewis and Clark diburu selama sekitar satu jam pada Rabu pagi oleh dua kapal perompak, namun tidak satu pun berhasil mendekat lebih dari satu mil laut ke kapal AS itu, kata Armada Kelima Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.

Tembakan-tembakan senjata ringan mereka sangat jauh dari jangkauan ke kapal AS yang menjadi sasaran, yang segera bergerak untuk menghindari kapal-kapal kecil perompak tersebut.

Kapal USNS Lewis and Clark sebelumnya berfungsi menjadi fasilitas penahanan sementara bagi tersangka perompak yang ditangkap di laut, namun operasinya kini dibatasi untuk mengangkut perbekalan bagi kapal-kapal lain AS yang beroperasi di kawasan tersebut.

Perompak Somalia meningkatkan kegiatan mereka dalam beberapa pekan ini, tanpa peduli kehadiran angkatan laut internasional di wilayah perairan tersebut.

Ada 97 usaha serangan terhadap kapal-kapal dagang di Teluk Aden pada 2009, 27 diantaranya berhasil, menurut keterangan Angkatan Laut AS.

Dalam insiden terakhir pada Kamis, bajak laut Somalia menahan sebuah kapal dagang kecil Belanda bersama sedikitnya delapan orang awaknya di Teluk Aden.

Serangan-serangan perompak telah mengganggu pengiriman bantuan PBB, mendorong peningkatan ongkos asuransi dan membuat sejumlah perusahaan memilih rute pelayaran antara Eropa dan Asia dengan melewati daerah sekitar Afrika Selatan.

Armada angkatan laut dari AS, Eropa dan Asia telah dikerahkan di kawasan itu untuk melindungi kapal-kapal dagang.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Pembajakan oleh perompak Somalia sebelumnya dikabarkan menurun pada 2009 setelah angkatan laut internasional mulai melakukan patroli di kawasan perairan yang ramai di Teluk Aden. Namun, aksi mereka meningkat lagi saat ini.

Tahun lalu perompak telah membuat kawasan Teluk, yang menghubungkan Eropa dengan Asia dan Timur Tengah melalui Terusan Suez, menjadi tempat pelayaran paling berbahaya di dunia. Puluhan kapal dibajak dan puluhan juta dolar dibayar sebagai tebusan bagi pembebasan sejumlah kapal.

Beberapa ahli keamanan mengatakan, meski operasi-operasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (EU) untuk sementara bisa menangkal aksi perompak dan menjamin jalur aman bagi pelayaran kapal, masalah pembajakan yang telah membuat beaya asuransi melonjak itu tidak akan terpecahkan sampai aturan hukum ditegakkan lagi di Somalia.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009