Nairobi (ANTARA News/Reuters) - Perompak Somalia telah membebaskan sebuah tanker kimia milik Yunani yang dibajak Maret lalu, kata perusahaan perkapalan itu dan kelompok maritim regional, tapi perusahaan itu tidak mau mengatakan apakah uang tebusan telah dibayarkan.

Didorong oleh hasil (uang tebusan) yang besar, perompak Somalia mengamuk di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa ke Asia, meskipun armada kapal perang asing mematroli Lautan India dan Teluk Aden.

"Setelah kontak teratur dengan kapten kapal dan pembicaraan telpon sangat belakangan, LOTUS dapat memastikan bahwa awak-awak kapal sehat dan bahwa tidak ada yang terluka," perusahaan perkapalan itu mengatakan dalam satu pernyataan.

Perusahaan itu mengatakan mereka tidak mau berkomentar mengenai rincian pembebasan tersebut.

"Setiap pembicaraan atau komentar mengenai masalah itu dianggap sebagai sangat tidak bertanggungjawab dan dapat membahayakan hidup para awak yang masih ditahan dan awak-awak yang ditangkap pada waktu yang akan datang."

Pemerintah sementara Somalia telah mengecam perusahaan yang membayar uang tebusan. Geng-geng laut telah mendapat jutaan dolar dari menangkap kapal dan awak. Beberapa pengamat memperkirakan jumlah serangan akan menurun dalam beberapa bulan yang akan datang ketika musim hujan membuat perairan sangat berombak.

MP Nipayia dibebaskan Sabtu setelah ditangkap pada 25 Maret lalu, perusahaan itu mengatakan. Para awaknya termasuk satu orang Rusia dan 18 orang Filipina, Program Bantuan Pelaut Afrika Timur mengatakan.

Kapal berbendera-Panama itu tidak membawa barang dan sedang dalam perjalanan dari Madagaskar ke Teluk Persi ketika dibajak, kelompok yang mengawasi pembajakan tersebut mengatakan.

Beberapa pengamat mengatakan cara terbaik untuk memerangi perompakan adalah dengan menjamin stabilitas pantai di Somalia -- yang telah tanpa pemerintah pusat selama lebih dari 18 tahun.

Pemerintah Presiden Sheikh Sharif Ahmed telah menjanjikan 213 juta dolar untuk membantu meningkatkan pasukan keamanannya dan memerangi perompak.

Negara-negara Barat telah mengirim kapal perang untuk berusaha menghentikan geng-geng itu, yang telah menahan sekitar 20 kapal dengan hampir 300 sandera, menurut kelompok yang mengawasi perompakan dan Biro Maritim Internasional yang bermarkas di London.

Di pelabuhan Mombasa di Kenya, 11 orang yang diduga perampok telah didakwa Senin dengan perompakan karena berupaya menyerang sebuah kapal angkatan laut Perancis. Para tersangka menolak tuduhan itu dan mengatakan mereka sedang mencari ikan ketika pergat tersebut menangkap mereka.

Pada Sabtu, sejumlah pria bersenjata membolehkan pergi sebuah kapal milik Inggris dan 16 awak Bulgaria-nya setelah uang tebusan sebesar 2 juta dolar dibayarkan, menurut sumber perompak.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009