Manado (ANTARA News) - Juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan bahwa Konferensi Kelautan Dunia (WOC) 2009 merupakan suatu pertemuan politik komunitas kelautan dunia dalam kaitannya dengan perubahan iklim.

Hal itu dikemukakan oleh Dino di sela-sela persiapan pembukaan WOC 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Manado, Rabu malam.

"Di abad 21 ini untuk pertamakalinya masyarakat dunia utamanya komunitas kelautan dunia mengadakan pertemuan penting. Ini merupakan pertemuan politik dalam arti memberikan masukan kepada dunia internasional terutama dalam kaitannya dengan proses perundingan perubahan iklim," ujarnya.

Menurut Dino, WOC 2009 membahas bagaimana perubahan iklim mempengaruhi sistem kelautan dunia.

"Ada pandangan bahwa dalam proses perundingan perubahan iklim masalah kelautan belum terlalu banyak diintegrasikan dalam perdebatan itu," katanya.

Dengan WOC, kata dia, diharapkan apapun hasil konsensus global mengenai perubahan iklim masalah-masalah kelautan akan menjadi bagian dari solusi.

"Jadi ini adalah tujuan strategis yang akan dicapai WOC,... ini ada dampak riilnya tidak abstrak," ujarnya seraya menambahkan bahwa WOC juga berfungsi membahas kajian-kajian ilmiah tentang peran laut dalam menyerap karbon.

Ia juga mengatakan bahwa WOC 2009 adalah pertemuan pertama komunitas kelautan internasional sejak konvensi hukum laut PBB 1982.

Sementara itu terkait dengan Pertemuan puncak Kawasan Segitiga Terumbu Karang (CTI Summit), Dino mengatakan bahwa CTI adalah suatu inisiatif untuk melindungi sumber-sumber alam hayati di laut dan di pantai yang wilayahnya mencakup Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.

"Ini adalah suatu wilayah sangat luas yang membentuk segitiga dan di pandang orang sebagai amazon of the sea karena begitu banyak kekayaan hayati yang terkandung di dalamnya," katanya.

Dampak CTI, kata dia, dapat langsung dirasakan 120 juta penduduk di enam negara itu yang secara langsung maupun tidak menggantungkan hidup pada kawasan segitiga terumbu karang itu.

"Jadi dampak sangat riil bagi masyarakat kita, kelautan kita, ekosistem kita serta keberlangsungan hidup masyarakat di pesisir," katanya.

WOC, 11-15 Mei 2009, diharapkan oleh para pakar lingkungan hidup dapat mengarusutamakan isu laut sehingga masuk dalam agenda pembahasan pertemuan Panel Antarpemerintah PBB untuk Perubahan Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) di Kopenhagen, Desember 2009.

Mereka juga berharap Deklarasi Kelautan Manado (Manado Ocean Declaration/MOD) menjadi kesepakatan politik antar negara untuk memperjuangkan laut dalam konvensi-konvensi internasional.

Hajatan kelautan dunia itu akan melibatkan 121 negara dan menghadirkan beberapa kepala negara serta tokoh internasional.

Putra mahkota dari Inggris dan Belanda, mantan Wapres Amerika Serikat Al Gore, hingga Sekjen PBB Ban Ki Moon pun diundang.

Tidak lupa berbagai lembaga internasional model USAID, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), World Wide Foundation (WWF), The Nature Conservancy (TNC), Conservancy International (CI), serta badan-badan PBB seperti UNESCO juga diundang.(*)




Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009