Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta kapolri untuk berhati-hati dan profesional dalam mengembangkan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasrudin Zulkarnaen, jangan sampai ada kepentingan lain yang memboncengi kasus ini.

"Sebaiknya Kapolri evaluasi kembali motif anggotanya untuk memurnikan penegakkan hukum di tubuh kepolisian," kata peneliti ICW Febri Diansyah di Jakarta, Senin.

Evaluasi itu diperlukan untuk menghindari persaingan atau rivalitas dalam penanganan perkara korupsi antara lembaga penegak hukum, dan tidak ada upaya menggembosi KPK.

Febri menyatakan bersaing dalam memberantas korupsi, sebenarnya sah-sah saja. "Yang tidak benar, adalah ketika ada oknum di institusi tertentu, terlihat begitu agresif terhadap KPK."

Ia menambahkan seolah-olah menegakkan hukum tapi sebenarnya hanya melindungi diri, karena KPK saat ini sedang menyelidiki salah satu kasus korupsi yang diduga melibatkan aparat negara.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah akan memperkuat usaha pemberantasan korupsi melalui sinergi antarlembaga penegak hukum dan upaya-upaya pencegahan.

Bahkan, menurut Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajas, Senin, pada rapat koordinasi pemberantasan korupsi yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, Kejagung, Polri dan menteri terkait, presiden mengajak lembaga-lembaga penegakkan hukum itu meneruskan pemberantasan korupsi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009