Jakarta (ANTARA News) - Mantan kapten kesebelasan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Oyong Lisa mengatakan, tim Indonesia All Star harus tangguh melawan Manchester United (MU) seperti PSSI tahun 1975 mampu bertahan dengan skor (0-0).

"Pada saat melawan MU kami bisa menahan mereka dengan skor 0-0, begitu juga harapan kami kepada adik-adik juga bisa memberikan yang terbaik buat bangsa ini," kata Oyong, di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, saat itu kesebelasan PSSI terdiri dari Anjas Asmara, Roni Pasla, Sutan Haraha, Suaib Rizal, Nobon, Junaidi Abdillah, Waskito, Iswadi dan Andi Lala.

"Pada dekade tahun 70-an kesebelasan kami cukup disegani di Asia, banyak tim dari Eropa yang datang ke Indonesia termasuk Amerika Latin termasuk MU," ujar dia.

Menurut dia, kesebelasan kami waktu itu cukup berbobot, terbukti kami mampu melawan tim-tim luar yang datang ke Indonesia.

Awalnya menghadapi tim-tim sepakbola asal Eropa dan Amerika tim PSSI sempat gusar, namun karena telah sering berhadapan lambatlaun menjadi terbiasa

Dia berharap kepada tim All Star saat menghadapi tim MU nanti hendaknya tidak merasa rendah diri dan harus mempunyai kepercayaan yang tinggi. "Tidak ada tim yang ada di dunia ini yang tidak bisa dikalahkan," tegasnya.

Sedangkan Anjas Asmara, mengatakan, 34 tahun lalu itulah level standar sepakbola Indonesia, karena selalu bermain dengan tim-tim yang besar di Eropa dan Amerika.

"Waktu bertanding dengan MU, jika kalah bola, sembilan pemaian depan berusaha bertahan di belakang, sementara tersisa satu atau dua pemain Waskito atau Andi Lala berjaga-jaga di depan," kenang Anjas.

Sembilan orang tersebut akan memblokade dan tidak memberi ruang sedikitpun kepada MU untuk bergerak seenaknya untuk menggiring bola dan memasukkannya ke gawang Indonesia.

"Begitu juga ketika mendapatkan bola, kami langsung bubar seperti tawon, ada Andi Lala yang larinya seperti "setan" dan Waskito. Kami hanya berpatokan pada bendera kanan dan kiri bola tersebut langsung kami operkan ke teman lainnya, dan mereka kewalahan menghadapi taktik kami itu," katanya.

Taktik tersebut kata Anjas, seperti taktik pemain Amerika yang dapat mengalahkan tim Spanyol waktu itu.

Ia berharap saat menghadapai MU tim Indonesia takut, sama-sama manusia darah merah, jangan takut. Ini adalah kesempatan mencuri bola, siapa yang berhasil mencuri bola satu langkah maka dialah yang memenangkan pertandimngan.

"Saya minta sama adik-adik ini selama 90 menit, jangan lengah konsentrasi full, itu semua pemain bawa kalau ada bola atas harus sama-sama lompat agar mereka tidak konsentrasi," ujarnya.

Saya harapkan adik-adik dapat mendapat satu atau dua gol, dan saya minta kepada ketua tim harus sering berhadirkan tim-tim dari Eropa yang kuat untuk dihadapkan dengan tim Indonesia.

"Masa dulu saja bisa sekarang tidak bisa, jika sudah ada garuda di dadamu jangan lagi bikin bayangan-bayangan lain supaya sepakbola kita berjaya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009