Jakarta (ANTARA) - Dunia bulu tangkis Indonesia tak lagi bisa menyaksikan aksi hebat salah satu pemain terbaiknya dari sektor ganda campuran yaitu Tontowi Ahmad, yang secara resmi memutuskan untuk pensiun dari olahraga ini pada hari Senin.

Keputusan gantung raket pemain asal Kota Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah ini tak datang tiba-tiba. Setelah menikmati kiprah emasnya selama 10 tahun terakhir, pria yang akrab disapa Owi ini pun memutuskan untuk pamit dari bulu tangkis setelah memikirkan banyak pertimbangan.

Owi terjun ke bulu tangkis sejak 2005, yang saat itu berlabuh ke PB Djarum Kudus dan sempat gonta-ganti pasangan, sebut saja Shendy Puspa Irawati, Yulianti, Richi Puspita Dili, Liliyana Natsir, Winny Oktavina Kandow, hingga Apriyani Rahayu.

Baca juga: Tontowi paparkan alasan pensiun dari bulu tangkis

Owi melaju ke tingkat profesional pada tahun 2007 dan sempat menyabet gelar di ajang internasional bersama Shendy, Yulianti, dan Richi. Dengan Apriyani, Owi hanya sempat dipasangkan satu kali di turnamen Indonesia Masters 2020 bulan Januari, yang sekaligus menjadi ajang terakhir yang ia ikuti.

Meski begitu, nama Owi meroket sejak dipasangkan dengan Liliyana Natsir atau Butet di tahun 2010.

Satu tahun setelah dipasangkan, Owi/Butet meraih medali emas SEA Games 2011. Di tahun yang sama, mereka juga menorehkan medali perunggu di ajang Kejuaraan Dunia BWF.

Keduanya juga membawa pulang dua medali emas di Kejuaraan Dunia BWF, yaitu di Guangzhou, China 2013 dan Glasgow, Skotlandia 2017.

Selain mencetak catatan gemilang di Kejuaraan Dunia BWF, Owi juga menjadi sorotan nasional saat berhasil menyabet medali emas di Olimpiade Rio 2016.

Pada perhelatan olahraga terakbar itu, Tontowi/Liliyana keluar sebagai juara ganda campuran setelah mengalahkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di babak final dengan skor 21-14, 21-12.

Baca juga: PBSI beri penjelasan soal status magang Tontowi Ahmad sebelum pensiun

Kemenangan tersebut sekaligus membayar kegagalan dalam debut olimpiadenya bersama Liliyana di London 2012.

Tontowi juga mencatatkan hat-trick gelar All England Open, yaitu pada 2012-2014.

Selain itu, Tontowi juga pernah menjuarai turnamen lain seperti Kejuaraan Asia 2015. Sementara untuk tingkat BWF Super Series antara lain Indonesia Open 2017, Hong Kong Open 2016, Singapore Open 2011 dan 2013-2014, French Open 2014 dan 2017, hingga India Open 2011-2013.

Pada level BWF Grand Prix, gelar yang ia dapat antara lain Macau Open 2010-2012, Indonesian Masters 2010, 2012 dan 2015, Malaysia Masters 2011, hingga Swiss Open 2012.

Melepas gelar terhormat di sektor ganda campuran tak sekedar berganti profesi, namun juga tanggung jawab moral kepada juniornya agar bisa mengikuti jejaknya, sambung Owi.

Owi secara terbuka menaruh harapan besar pada pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Ia berharap Praveen/Melati bisa ikut memberikan sumbangsihnya kepada Indonesia melalui prestasi di bulu tangkis sebagaimana yang ia lakukan bersama Butet selama satu dasawarsa.

Baca juga: Catatan prestasi Owi selama berkiprah di bulu tangkis

Selanjutnya: Faktor usia ...

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020