Jakarta (ANTARA) - Pengelola restoran dan kafe di ibu kota telah bersiap menghadapi fase normal baru dengan memberlakukan protokol kesehatan di mana pemerintah provinsi DKI Jakarta menetapkan bulan Juni sebagai awal masa transisi.

Kegiatan ekonomi bisa kembali dilakukan dalam masa transisi, namun harus mematuhi batasan yang ditetapkan.

Rumah makan boleh dibuka pada 8 Juni 2020 dengan catatan jumlah tamu paling banyak hanya setengah dari kapasitas.

Rencana membatasi jumlah tamu sudah dipikirkan oleh para pengelola restoran serta kafe di Jakarta.

Ilham Dwi, pemilik Qala Coffee & Herbs di Jakarta dan Bogor, akan mengurangi jumlah kursi di kafenya.

"Kami akan mengurangi jumlah kursi, yang tadinya satu meja untuk empat orang, jadi untuk dua orang," kata Ilham kepada ANTARA, menambahkan kapasitas tamu di kafenya di Jakarta sebanyak 30 orang.

Baca juga: "Piknik" aman dan kenyang, nikmati steak dari dalam mobil

Baca juga: Tak sabar, pengunjung antre di restoran steak Prancis tengah malam


Pada akhir Februari 2020, dia membuka gerai baru di Bogor, namun terpaksa menutup sementara akibat pandemi virus corona. Hanya gerai di Jakarta yang terus beroperasi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk pemesanan daring dan bawa pulang.

Penjualan di toko sempat merosot hingga 80 persen pada April, namun berangsur-angsur meningkat selama Ramadhan hingga awal Juni. Selain lewat penjualan daring, inovasi untuk membuat kemasan botol satu liter, seperti banyak dilakukan kedai kopi lain di Jakarta, membantu penjualan khususnya selama Ramadhan.

"Kemasan 1 liter pas Ramadhan lumayan boom," ungkap Ilham.

Pekan depan, Ilham berencana membuka kembali gerai yang ada di Bogor.

"Rencana buka tanggal 8 Juni," kata dia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Qala Coffee & Herbs (@qalacoffee) on


Baca juga: Doyan serangga? Anda bisa cicipi ramen jangkrik di Tokyo

Baca juga: New normal, restoran Belanda jadikan robot sebagai pramusaji


Sementara itu, kedai Kovi Kopi di Jakarta akan memasang pengumuman protokol kesehatan di tempatnya sebagai sosialisasi terhadap tamu-tamu yang datang saat nanti dibuka kembali.

Selain mewajibkan penggunaan masker, produk kebersihan lain seperti hand sanitizer, tisu dan sabun tangan juga bakal disediakan.

"Kami akan mengatur jarak duduk menggunakan solasi, juga mengurangi bangku dan meja," ujar Tiara Malinda dari Kovi Kopi kepada ANTARA.

Selama PSBB, dia berusaha menarik minat pembeli dengan inovasi produk baru hingga kolaborasi dengan brand lain.

Meski tamu tak lagi bisa nongkrong selama pembatasan wilayah, komunikasi tetap gencar melalui media sosial yang mengunggah konten edukasi soal pembatasan jarak hingga games hingga bagi-bagi hadiah.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by koVi (@kovikopi_id) on


Baca juga: Restoran Indonesia di Shanghai bertambah di tengah pandemi

Baca juga: Gong cha buka gerai di Indonesia, perkuat layanan pesan antar

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020