Paris (ANTARA News/Reuters/AFP) - Sebuah kapal angkatan laut Perancis memukul balik serangan malam hari yang dilakukan oleh perompak Somalia dan menangkap lima penyerang setelah pengejaran di perairan bergelombang besar, demikian diumumkan militer Perancis, Rabu.

"Perompak tampaknya beranggapan bahwa kapal militer itu adalah sebuah kapal barang yang tidak berbahaya," kata jurubicara militer Perancis Christophe Prazuck.

Ia menyatakan, perompak di dua kapal motor cepat berusaha menaiki La Somme, sebuah kapal pemasok bahan bakar dan komando angkatan laut Perancis, di lokasi sekitar 250 mil laut (460 kilometer) di lepas pantai Somalia.

La Somme menggagalkan serangan itu dan segera mengejar kapal-kapal perompak, menahan satu kapal dan menangkap lima perompak, kata Prazuck.

Tidak ada yang terluka dalam pengejaran tersebut.

Seorang pejabat Barat di kawasan laut di daerah itu mengatakan kepada AFP, terjadi tembak-menbembak antara kapal perang itu dan kapal-kapal perompak.

"Salah satu kapal itu berhasil kabur pada malam hari karena La Somme sibuk dengan kapal pertama perompak," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

"Meski datang kapal-kapal lain, mereka gagal menemukan kapal yang kedua itu," katanya, dengan menambahkan bahwa kapal-kapal perang di kawasan itu sibuk memburu kelompok perompak lain yang menyerang sebuah kapal barang di lepas pantai Seychelles pada Minggu.

Sejumlah negara mengerahkan puluhan kapal perang di perairan lepas pantai Somalia dalam setahun ini untuk menahan serangan-serangan perompak di salah satu rute perdagangan laut teramai dunia itu.

La Somme sedang dalam perjalanan untuk memasok bahan bakar sejumlah frigat yang berpatroli di jalur pelayaran itu sebagai bagian dari misi anti-perompakan Operasi Atalanta Uni Eropa, ketika kapal tersebut diserang.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang tahun lalu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.

Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk serangan-serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia.

Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.

Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh Al-Shabab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.

Washington menyebut Al-Shabab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Mei untuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpin oleh tokoh moderat Sharif Sheikh Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.

Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari, yang mencakup seorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu dan seorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009