Jakarta (ANTARA) - Australia dan Selandia Baru terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia Putri 2023 demikian diumumkan laman resmi FIFA, Kamis.

Kedua negara favorit itu memenangi hak tersebut dengan mengalahkan satu-satunya pesaing yakni Kolombia. Para pesaing lainnya, yakni Jepang, Brazil, Argentina, Afrika Selatan, dan Korea Bersatu telah terlebih dahulu tersingkir atau mengundurkan diri.

Piala Dunia Putri 2023 merupakan edisi kesembilan turnamen tersebut dan menjadi pertama kalinya diikuti oleh 32 negara, setelah sebelumnya diikuti oleh 24 negara.

Baca juga: Australia-Selandia Baru dorong pengajuan tuan rumah Piala Dunia Putri

"Kami berhasil! Ayo Australia dan NZ (Selandia Baru)! Piala Dunia pulang kembali ke rumahnya," kata bintang sepak bola putri Australia Samantha Kerr melalui akun Instagramnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

WE DID IT! @asone2023 ????????????????LETS GO AUSTRALIA & NZ! WORLD CUPS COMING HOME????

A post shared by Sam Kerr (@samanthakerr20) on


Pertandingan-pertandingan Piala Dunia putri Australia dan Selandia Baru akan dimainkan di 13 stadion di 12 kota pada Juli sampai Agustus 2023. Pertandingan pembukaan akan dimainkan di Eden Park di Auckland, sedangkan laga final akan dihelat di Sydney.

Tujuh kota di Australia akan menjadi tuan rumah, sedangkan Selandia Baru memiliki lima kota untuk menyelenggarakan pertandingan. Akan terdapat dua stadion di Sydney. Sedangkan empat grup akan bermarkas di masing-masing negara selama fase pertama.

Pengambilan suara pada Kamis dilakukan dengan pertemuan konferensi video dari 37 negara anggota Dewan FIFA, ketika sepak bola dan olahraga-olahraga lainnya secara umum berjuang untuk bangkit setelah dihantam pandemi COVID-19.

Proposal Australia dan Selandia Baru mendapat nilai tertinggi, yakni 4,1 dari maksimal lima, pada evaluasi yang dilakukan oleh FIFA yang dipublikasi pada awal bulan ini.

Baca juga: Brazil mundur dari pencalonan tuan rumah Piala Dunia Putri 2023

Perolehan nilai mereka diikuti oleh Jepang dengan 3,9 poin. Namun Jepang telah mengundurkan diri pada Senin (22/6). Saat mengundurkan diri, presiden Asosiasi Sepak bola Jepang (JFA) Kozo Tajima mengatakan pihaknya memberi dukungan bagi Australia dan Selandia Baru untuk menjadi tuan rumah.

Sebagai tambahan, Tajima mengakui bahwa Jepang saat ini sedang fokus pada perhelatan Olimpiade di Tokyo yang akan berlangsung tahun depan.

Australia dan Selandia Baru telah memiliki pengalaman menyelenggarakan ajang-ajang olahraga internasional papan atas.

Australia merupakan tuan rumah Piala Asia pada 2015, sedangkan Selandia Baru menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun yang sama.

Baca juga: FIFA: banyak negara berminat helat Piala Dunia Putri 2023

Sebagai tambahan, Australia juga merupakan tuan rumah Olimpiade sebanyak dua kali. Pada 1956 di Melbourne, dan di Sydney pada 2000.

Australia saat ini berada di posisi ketujuh pada daftar peringkat dunia sepak bola putri FIFA, namun mereka tidak pernah melampaui perempat final di Piala Dunia dan kalah adu penalti dari Norwegia pada fase 16 besar tahun lalu.

Timnas putri Selandia tidak pernah lolos fase grup, dan mereka berharap akan mampu mencatatkan kemenangan pertamanya di fase grup pada 2023.

Baca juga: Kejuaraan Sepak Bola Eropa Putri 2021 mundur ke Juli 2022
Baca juga: Juarai Piala Dunia Putri, Ertz dinobatkan pemain terbaik AS 2019
Baca juga: Rapinoe pilih tak ikut liga sepak bola putri AS karena pandemi

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020