Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp9,5 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp41,6 triliun.

Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini melebihi target indikatif Rp7 triliun.

Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS08012021 sebesar Rp0,14 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,67188 persen dan tingkat imbalan diskonto.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 8 Januari 2021 ini mencapai Rp0,49 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 3,59 persen dan tertinggi 4,87 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri PBS002 sebesar Rp4,26 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,26066 persen dan tingkat imbalan 5,45 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 ini mencapai Rp19,75 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,25 persen dan tertinggi 5,8125 persen.

Baca juga: Perry Warjiyo sebut pembelian SBN oleh BI di pasar perdana menurun

Baca juga: Pemerintah segera tetapkan revisi pelebaran defisit 6,27 persen


Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp3,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,3591 persen dan tingkat imbalan 6,625 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp7,8645 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,25 persen dan tertinggi 6,656 persen.

Untuk seri PBS022, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,84726 persen dan tingkat imbalan 8,625 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 April 2034 ini mencapai Rp1,87 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,81 persen dan tertinggi 8,0 persen.

Untuk seri PBS005, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,06995 persen dan tingkat imbalan 6,75 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 April 2043 ini mencapai Rp4,78 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,968 persen dan tertinggi 8,21 persen.

Tingginya permintaan dalam lelang sukuk kali ini membuat pemerintah tidak memenangkan penawaran dari seri PBS028, meski penawaran masuk mencapai Rp6,83 triliun.

Baca juga: Pemerintah jamin rasio utang dalam batas aman pada APBN 2021

Baca juga: Waspada kelola utang di masa pandemi COVID-19

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020