Surabaya (ANTARA News) - Organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ingin mencegah "aborsi" Pansus Century sehingga mereka ingin melibatkan diri dalam aksi peringatan Hari Antikorupsi Dunia di Monumen Nasional Jakarta 9 Desember mendatang.

"Jangan khawatir terjadi apa-apa bila rakyat bergerak, karena kami hanya ingin mencegah terjadinya `aborsi` Pansus Century, sebab kecenderungan untuk itu (aborsi) ada," kata Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Senin.

Di sela-sela menerima kunjungan kerja Menko Kesra Agung Laksono dan Mendiknas Mohammad Nuh ke YPTS-NU "Khadijah" Surabaya, ia mengatakan rakyat tidak perlu "turun" bila Pansus Century yang diharapkan cukup kredibel.

"Indikasi aborsi Pansus Century terbaca mulai dari keinginan Partai Demokrat menjadi ketua, tampilnya Idrus Marham dari Golkar yang dikenal pro-SBY sebagai ketua Pansus Century, klarifikasi Menkeu kepada PPP, dan sebagainya," katanya.

Oleh karena itu, katanya, rakyat harus didengar dan jangan dianggap rakyat marah. Tapi aspirasi rakyat justru harus direspons secara wajar dan bukan dicurigai dengan reaksi berlebihan.

"Saya yakin, kalau keinginan rakyat direspons, maka semuanya akan selesai. Aksi itu justru merupakan dukungan untuk mengungkap kasus Bank Century seterang mungkin. Bagaimana pun, dukungan rakyat sudah terbukti untuk kasus Bibit-Chandra," katanya.

Ia mengaku dukungan rakyat memang akan dapat menjadi akumulasi dukungan yang bersifat "people power" bila Pansus Hak Angket Bank Century justru tidak hanya mengalami "aborsi" di tengah jalan, namun benar-benar gagal.

"Tapi, jangan langsung dicurigai, sebab respons yang memuaskan seperti dalam kasus Bibit-Chandra justru akan meningkatkan kepercayaan," kata Khofifah yang juga Ketua Umum YPTS-NU `Khadijah` Surabaya itu.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009