Pekanbaru (ANTARA News) - Mantan Gubernur Riau Letnan Jendral (Pur) Soeripto (75) meninggal dunia di Jakarta, Kamis siang, setelah jatuh di kamar mandi dan tak sadarkan diri.

"Bapak kondisinya bugar. Tadi siang sekitar pukul 14.00 Wib ia ke kamar mandi dan terjatuh. Saat ditemui dia telah tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke Rumah Sakit MMC jakarta," ujar Kasbun, asisten pribadi Soeripto.

Namun, lanjut dia, almarhum dinyatakan telah meninggal dunia sebelum dibawa ke MMC.

Menurut dia, dalam kesehariannya mantan gubernur Riau itu disibukkan dengan aktivitas di Pagayuban Kompi Sudirman. Selain itu almarhum tetap beraktivitas olah raga seperti jogging untuk menjaga kebugarannya.

"Tadi siang usai pulang dari kantor di Pagayuban Kompi Sudirman kami pulang ke rumah. Almarhum sempat makan dan bermain dengan cucunya. Namun, saat dia ke kamar mandi itulah kami semua terkejut ia terjatuh," katanya.

Ia mengatakan walau usianya telah sepuh namun almarhum tidak ada menderita penyakit khusus.

Jenazah almarhum dibawa ke rumah duka di Jalan Anjasmoro H-19 Bukit Permai Jakarta Timur.

Soeripto merupakan alumnus AMN Magelang 1960. Jabatannya di kemiliteran yang cukup menonjol antara lain dengan pangkat kolonel menjadi Asintel Kowilhan I, lalu dengan pangkat brigadir jenderal TNI menjabat Kas Kostrad kemudian dengan pangkat yang sama menjabat Pangdam I Bukit Barisan. Puncak karirnya di kemiliteran adalah ketika berpangkat Mayor Jenderal TNI menjabat Pangkostrad.

Letjent (Pur) Soeripto menjabat Gubrenur Riau selama dua periode 1989-1998. Lelaki berperawakan tegab kelahiran Madiun 18 November 1934 merupakan sosok pemimpin Riau yang dikenal ramah dan dekat dengan kalangan wartawan.

"Dia Bapak Media di Riau. Semangatnya untuk mendirikan media di Riau sangat luar biasa. Ketika dia memimpin Riau pada era akhir 80-an sampai 90-an itu di Riau belum ada satupun harian dan dialah yang bersemangat agar pers di daerah ini tumbuh," ujar seorang aktivis media Abu Bakar Siddik.

Ia mengatakan, walau tidak lagi memimpin Riau namun almarhum tetap terus mengikuti perkembangan Riau dan masih selalu mengunjungi Riau.

"Semasa dia menjadi gubernur kritikan apapun dengan lapang dada diterimanya. Dia tidak pernah marah dengan media apalagi dengan wartawan walau wartawan tersebut selalu menulis yang tidak-tidak tentang dia, malah dirangkulnya," ujar abu bakar mantan pimpinan Redaksi Riau Pos.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010