Yogyakarta (ANTARA News) - Hari Natal harus menjadi momentum transformasi hidup umat manusia yang merayakannya untuk kembali ke fitrahnya, yakni menjalankan kebaikan dan menjauhi kejahatan, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Peristiwa Natal yang merayakan kelahiran Yesus Kristus memberi makna bagi manusia untuk mengalami pembaharuan dan reorientasi hidup," katanya pada perayaan Natal 2009 bagi pegawai negeri sipil (PNS), TNI, dan Polri Provinsi DIY di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Kamis.

Ia mengatakan Natal seperti halnya Idul Fitri mengajak umatnya untuk mengembangkan persaudaraan dan kedamaian. Bayi Yesus yang lahir dengan damai memberi makna bagi manusia untuk mengalami pembaruan dan reorientasi hidup.

Bayi Yesus yang mungil lahir tidak berdaya, penuh kesederhanaan. Yesus turun dengan segala kemuliaannya menjadi manusia yang sederhana.

"Hal itu berbeda dengan kecenderungan manusia yang selalu memandang ke atas dan mempertahankan yang dimilikinya dan ingin meraih kemuliaan dengan cara apa pun, bahkan dengan mengkhianati penggilan intelektual serta mengorbankan orang lain," katanya.

Perayaan Natal 2009 bertema "Tuhan itu baik kepada semua orang", yang merupakan kutipan dari Kitab Mazmur 145:9 tersebut dihadiri ratusan orang.

Pada perayaan itu juga dimeriahkan penampilan paduan suara Pesparawi dan lagu yang dibawakan oleh juara pertama lomba seni suara tingkat nasional 2008 Karina Dyah Paramita.

Selain itu, juga dimeriahkan pentas tari Senyum Indonesia, dan sendratari kisah kelahiran Yesus Kristus yang dibawakan para seniman tari dan musik gamelan dari Padepokan Bagong Kussudiardja.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010