Havana (ANTARA News)- Polisi menahan para pembangkang di seluruh Kuba , Rabu untuk mencegah protes-protes , setelah meninggalnya Orlando Zapata akibat mogok makan yang menimbulkan kecaman internasional.

Zapata , tahanan politik yang dipenjarakan sejak tahun 2003, meninggal Selasa setelah mogok makan 85 hari memprotes kondisi-kondisi penjara. Ia berusia 42 tahun.

Presiden Kuba Raul Castro dalam sebuah pernyataan mengatakan ia "menyesalkan" kematian Zapata , tetapi mengatakan tidak ada penindasan di satu-satu pemerintah komunis di benua Amerika itu.

"Tidak ada penyiksaan, tidak ada penyiksaan terhadap warga , tidak ada eksekusi," kata Castro, 78 tahun kepada wartawan seperti dikutip AFP. "Itu hanya terjadi di (pangkalan angkatan laut Amerika Serikat) di Guantanamo.

Ibunda Zapata mempunyai versi berbeda.

"Anak saya disiksa sepanjang waktu ia di penjara," kata Reina Luisa Tamayo dalam rekaman video yang disiarkan di blog Generation Y. Laman tiu dikelola Yoani Sanchez pemenang penghargaan kebebasan wartawan, bertentangan dengan media yang dikuasai ketat Havana.

Tamayo mengimbau "masyarakat internasional menuntut pembebasan para tahanan politik yang masih mendekam di penjara..agar apa yang terjadi pada diri anaknya tidak terulang kembali.

Khawatir terjadi aksi protes, polisi menahan sekitar 30 pembangkang Selasa dan Rabu . kata Elizardo Sanchez, juru bicara Komisi Hak Asasi manusia dan Rekonsiliasi Nasional yang dilarang itu.

Sekitar 100 aktivis bertemu di rumah Lauro Polian, ketua kelompok ibu-ibu dan istri para tahanan politik untuk apa yang mereka sebut satu "pemakaman simbolis" bagi Zapata.

Zapata akan dikuburkan Kamis di kota kelahirannya Banes, 830km timur Havana.

Para pembangkang juga ditangkap di provisi Santiago de Cyba, Guantanamo , Las Tunas dan Camaguey dan kota Placetas,kata Sanchez.

Kematian Zapata dikecam internasional.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan Washington "sangat sedih" atas kematian Zapata.

Kematian itu "menyoroti ketidak adilan terhadap lebih dari 200 tahanan politik Kuba yang sekarang harus segera dibebaskan tanpa ditunda," kata juru bicara Hillary, Philip Crowley dalam sebuah pernyataan .

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang sedang mengunjungi Kuba dan kenal dengan Castro bersaudara sejak tahun 1970-an, mengatakan ia "sangat menyesalkan" kematian Zapata.

Lula bertemu dengan Fidel dan Raul Castro selama lebih dari dua jam, kata seorang pejabat Brasil kepada AFP, tanpa menjelaskan apa yang mereka bicarakan.

Sekitar 50 pembangkang politik mendesak Lula dalam sepucuk surat terbuka untuk meminta Raul Castro membebaskan para aktivis yang dipenjarakan.

Di Brussels,juru bicara komisi Uni Eropa John Clancy mengemukakan kepada AFP bahwa Kuba harus "memperbaiki" hak asasi manusianya " dengan membebaskan tanpa syarat semua tahanan politik.

Kuba menyatakan pihaknya tidak memiliki tahanan politik.

Zapata, yang sebelumnya dijathui hukuman hukuman tiga tahun penjara kemudian menjadi 36 tahun karena dikenakan tuduhan-tuduhan tambahan "tidak patuh" dan "kacau" dalam menjalankan hukuman.

Sanchez mengatakan ini adalah untuk pertama kali sejak tahun 1972 seorang tokoh oposisi Kuba meninggal ketika melakukan mogok makan.

Kematian Zapata adalah berita buruk bagi gerakan hak asasi manusia dan juga pemerintah," katanya.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010