Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana melelang empat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan jumlah target indikatif sebesar RP1 triliun.

Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto dalam keterangannya di Jakarta Selasa mengatakan, lelang sukuk empat seri tersebut adalah seri IFR0003 (reopening), IFR0005 (reopening), IFR0006 (new issue), IFR0007 (reopening) dan akan dilakukan pada 9 Maret 2010.

Lelang SBSN ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2010.

Untuk seri IFR0003 (reopening) dengan kupon sebesar 9,25 persen dan tanggal jatuh tempo 15 September 2015.

Seri IFR0005 (reopening) dengan kupon sebesar 9,00 persen dengan tanggal jatuh tempo 15 Januari 2017.

Kemudian seri IFR0006 (new issue) dengan kupon sebesar tingkat bunga tetap (fixed rate) dan tanggal jatuh tempo 11 Maret 2021.

Seri IFR 0007 (reopening) dengan kupon sebesar 10,25 persen dengan jatuh tempo 15 Januari 2015.

Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price). Alokasi pembelian non-kompetitif untuk empat seri sukuk sebesar 30 persen dari jumlah yang dimenangkan.

Penerbitan SBSN dengan cara lelang ini menggunakan underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN) yang telah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 31 Agustus 2009.

Hal itu telah memenuhi persyaratan seperti yang diatur dalam Pasal 2 ayat 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.8/2009 tentang Pengelolaan Aset Surat Berharga Syariah Negara Yang Berasal Dari Barang Milik Negara.

SBSN seri IFR0003, IFR0005, IFR0006, dan IFR0007 akan diterbitkan dengan menggunakan akad Ijarah Sale & Lease Back yang telah mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional ? Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor B-373/DSN-MUI/X/2009 tanggal 20 Oktober 2009.

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010