Mogadishu (ANTARA News/Reuters) - Ledakan ranjau darat di ibu kota Somalia, Mogadishu menewaskan delapan orang, dan peluru-peluru mortir yang ditembakkan gerilyawan di bandara kota itu ketika presiden tiba mencederai enam orang, kata para saksi mata dan pihak medis, Minggu.

Kelompok gerilyawan Al Shabaab menembakkan perluru-peluru mortir segera setelah pesawat yang membawa Presiden Sheikh Sharif Ahmed dan ketua parlemen mendarat Sabtu malam. Pasukan pemerintah tentara perdamaian Uni Afrika (AU) membalas serangan itu dengan menembaki pangkalan-pangkalan gerilyawan.

"Semua peluru mortir tidak mengenai sasaran bandara tetapi mendarat di daerah-daerah sipil," kata Ali Muse, koordinator dinas ambulan kepada AFP.

Ia mengatakan lima orang tewas di pasar Bakara, dari mana Al Shabaab sering melancarkan serangan-serangannya. Empat dari mereka adalah wanita.

Pada hari Selasa, PBB mendesak pasukan keamanan Somalia, tentara AU dan gerilyawan Islam tidak melakukan serangan membabi buta ke daerah-daerah yang banyak penduduknya, dan mengatakan ini merupakan satu pelanggaran terhadap hukum perang.

Sejak digulingkannya seorang diktator tahun 1991, Somalia tidak memiliki pemerintah yang efektif selama hampir dua dasa warsa.

Penduduk di daerah permukiman Waberi, ibu kota itu mengatakan delapan orang tewas ketika sebuah ranjau yang ditanam dekat sebuah kedai kopi yang banyak dikunjungi tentara pemerintah meledak Sabtu malam, agakya dalam satu serangan terhadap pasukan keamanan.

"Ledakan itu menewaskan lima tentara dan tiga warga sipil. Potongan-potongan daging manusia terdapat di mana-mana dan beberapa korban yang cedera berteriak minta tolong," kata saksi mata Yusuf Abdulqader kepada Reuters.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab bagi serangan itu tetapi keluarga-keluarga menuduh aksi itu dilakukan Al Shabaab.

"Mereka membunuh orang-orang kami, mereka tidak menghiraukan rakyat kami , bendera kami dan kedaulatan kami," tangis Fadumo Abdi, yang putranya tewas akibat ledakan itu.

Parlemen Somalia diperkirakan akan bersidang Ahad untuk pertama kali sejak Desember setelah berulang-ulang ditunda , tetapi sidang itu ditangguhkan selama empat hari karena "alasan-alasan teknis".

Sejumlah anggota parlemen Somalia meninggalkan Somalia untuk menyelamatkan diri di negara negara-negara Afrika, Eropa dan Amerika Serikat, menyebabkan parlemen ttidak bisa mencapai kuorum untuk bersidang.

(Uu.H-RN/B002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010