Trenggalek (ANTARA News) - Aktor yang juga Wakil Wali Kota Tangerang, Banten, Rano Karno, mengkritik tren yang melanda kalangan artis yakni terjun dalam perebutan kursi kepala daerah (pilkada).

Menurut pemeran sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" ini popularitas sebagai artis tidak cukup dijadikan modal untuk mendulang perolehan suara/dukungan dalam suatu pilkada.

"Ya memang dibutuhkan tingkat popularitas, tapi kan bukan hanya itu. Jadi memang agak salah kalau ada kawan-kawan artis yang ingin populer dalam bidang ini. Itu sangat salah," kata Rano Karno di Trenggalek, Jawa Timur, Minggu.

Usai mengikuti kegiatan kampanye akbar pasangan Mulyadi-Kholik (MK) yang diusung PDIP bersama PKB dalam Pilkada Trenggalek, Rano tidak menyebut secara spesifik nama-nama artis yang menurutnya "latah" terjun dunia politik melalui bursa pilkada di sejumlah daerah.

Kakak kandung artis Suti Karno ini beralasan, memilih atau pun dipilih dalam konteks pilkada merupakan hak azasi setiap warga negara yang dilindungi oleh undang-undang.

Demikian juga bagi para artis yang memiliki motivasi untuk terjun dunia politik dan maju dalam suatu bursa pilkada.

"Siapa saja berhak untuk dipilih atau pun memilih. Tapi tinggal tergantung pada masyarakat mau memilih atau tidak," ujar Rano Karno menegaskan.

Dia menyarankan supaya setiap artis yang berminat atau termotivasi mengikuti bursa pilkada di satu daerah atau pun tempat asalnya, supaya lebih mempersiapkan diri.

Tidak hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga harus memiliki kapabilitas dan kredibilitas sebagai pemimpin.

Tidak hanya "aji-mumpung" (memanfaatkan kesempatan yang ada, misal karena ada tawaran dari partai yang bersedia mengusung), tetapi juga harus memperkuat basis dukungan di tataran "akar rumput" (massa/pemilih).

Kegagalan sebagian artis/selebritis nasional dalam sejumlah pemilihan kepala daerah, menurut Rano Karno, harus dijadikan pelajaran berharga.

"Artis boleh saja ngikut, tapi belum banyak yang menang. Kan yang menang sampai saat ini baru ada tiga," paparnya.

Tiga artis dimaksud masing-masing adalah Rano Karno sendiri yang kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangerang, Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, serta Dicky Chandra yang juga sukses terpilih sebagai Wakil Bupati Garut, Jawa Barat.

Selebihnya, kebanyakan artis gagal memenangi pilkada karena tidak banyak mendapat dukungan.

Salah seorang artis/selebritis yang barusan gagal lolos pilkada adalah mantan foto model cantik, Ratih Sanggarwati.

Meski popularitas Ratih sangat tinggi dalam dunia selebritis nasional, namun kenyataannya, elektabilitas Ratih dalam Pilkada Ngawi (sesuai hasil rekapitulasi suara KPU Ngawi) beberapa waktu lalu tergolong kecil.

Perolehan Ratih Sang masih jauh bila dibanding perolehan suara pasangan pejabat kini ("incumbent") yang memperoleh suara mayoritas.

"Kalaupun gagal, saya kira itu bukan sebuah kegagalan, namun karena mungkin dia (artis bersangkutan) belum ada pemilihnya," ujarnya menganalisa.

Rano Karno tidak secara langsung mengevaluasi kegagalan Ratih dalam Pilkada Ngawi.

Dia justru ingin menunjukkan bahwa elektabilitas seorang calon tidak mutlak ditentukan oleh popularitas seorang calon yang kebetulan berlatar belakang artis/selebritis.

"Kalau (artis) dibilang latah mungkin iya kali, ya. Tapi lebih banyak faktornya adalah sistem ini merupakan sistem yang membutuhkan tingkat popularitas sangat tinggi. Butuh persiapan khusus secara lahir-batin jika ingin menang," katanya menegaskan.

(T.C004/P004/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010