Bekasi (ANTARA News) - Perkantoran di Kota Bekasi Jabar akan menggunakan freon R134 yang ramah lingkungan, dan tidak menyebabkan kerusakan lapisan ozon, guna memberi contoh kepada masyarakat serta mendorong kepedulian mereka terhadap lingkungan.

Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bekasi Dudy Setyabudhi, di sela kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, Sabtu, mengatakan pada 2010 sekitar seratus unit AC dengan daya 120 PK akan diganti cairan freonnya dengan freon R134 dengan melakukan penyedotan pada freon yang mengandung CFC.

"Prosesnya masih dalam tahap tender. Prinsipnya kita memberikan contoh terlebih dahulu kepada industri, masyarakat, dan bengkel-bengkel untuk menggunakan bahan ramah lingkungan. Setelah itu baru akan diterapkan secara luas," katanya.

Ia mengatakan sosialisasi penggunan bahan ramah lingkungan bagi industri seperti pabrik es, bengkel, AC rumah tangga, AC kendaraan, freezer, dan lainnya, sudah dilakukan.

Sosialisasi dilakukan dengan mengimbau mereka mengganti penggunaan bahan perusak ozon (BPO) yang selama ini digunakan.

Namun, menurut Dudi, sosialisasi baru satu kali dilakukan, dan setelah itu belum ada pengecekan implementasi dari Peraturan Kementerian Negara Lingkungan Hidup tentang Larangan Penggunaan BPO.

"Kita sudah memiliki alat pendeteksi freon, sehingga nantinya akan dilakukan pengecekan ulang. Bagi yang ketahuan masih menggunakan BPO, akan diberi peringatan," katanya.

Dudi mengatakan tidak tahu persis apa saja bahan perusak ozon yang tidak lagi diperkenankan digunakan. Namun, ada daftar-daftarnya, seperti untuk freon, CFC apa yang diperbolehkan, begitu pula kandungan lainnya.

Bengkel dan industri di Bekasi diperkirakan masih banyak yang menggunakan BPO. Penggunaan BPO memicu terjadinya penipisan lapisan bumi, hingga suhu udara akan meningkat.

Sebelumnya, beberapa industri telah menerima bantuan dari pemerintah berupa peralatan dan bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk industri AC dan freezer.

Pemerintah tidak mungkin membantu seluruh bengkel dan industri, sehingga kesadaran dari pemilik dalam menggunakan BPO sangat diperlukan.

Ia mengatakan akan menggiatkan kembali sosialisasi penggunaan peralatan dan bahan ramah lingkungan bagi pelaku industri dan bengkel di Kota Bekasi pada 2010, dan diikuti dengan peringatan bagi pelanggarnya.

Menurut dia, sosialisasi akan makin diintensifkan untuk mengubah paradigma pemilik bengkel dan industri agar menggunakan BPO.

Apabila sosialisasi dinilai sudah memadai, tetapi masih ditemukan penggunaan BPO, pihknya akan memberi teguran hingga penyitaan alat.

"Kami juga meminta agar konsumen jeli dan tahu bahan kimia apa yang diperbolehkan, dan apa yang dilarang, sehingga ikut berperan dalam mengatasi pemanasan global," katanya.(*)
(T.M027/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010