penyelenggara harus mengerahkan enam tim medis termasuk tiga alat laser
Jakarta (ANTARA) - Baznas (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Islamic Medical Service (IMS) mengadakan program hapus tato gratis di Jakarta Selatan sebagai bagian kepedulian sosial memaknai Ramadhan Tahun Baru 1442 Hijriah.

“Mengikuti program ini adalah untuk memperbaiki kekurangan dan kami dukung penuh,” kata Ketua Baznas DKI Jakarta KH Lutfi Fathullah di Masjid Darul Jannah Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jumat.

Program hapus tato di Jakarta Selatan diikuti sebanyak 56 orang yang sudah mendaftar dengan target sebanyak 500 orang di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Ada hapus tato gratis di "HijrahFest" 2019, mau?

Sementara itu, Direktur IMS Imron Faizin menambahkan pihaknya mengerahkan enam tim medis termasuk tiga alat laser.

Imron mengatakan menghapus tato membutuhkan biaya cukup besar yakni Rp250.000 per sentimeter dan ada juga tarif Rp2,5 juta per sentimeter tergantung kerumitan dan warna tato.

Adapun metode menghapus tato dilakukan dengan cara laser yang diperkirakan memakan waktu kisaran 30 menit, tergantung tingkat kerumitan tato, warna hingga ukuran tato.

Baca juga: Deretan selebritas yang bikin tato kembar sebagai bukti cinta

Sebelum dilaser, tim medis terlebih dahulu memberikan anestesi lokal untuk meringankan rasa panas.

Tim medis IMS yakni dr Junaedi mengatakan menghapus tato tidak cukup dalam sekali namun membutuhkan dua hingga empat kali perawatan, baru bisa hilang, itu pun tato dengan satu warna.

Sedangkan tato warna warni dengan ketebalan yang pekat, lanjut dia, membutuhkan sekitar 8-12 kali perawatan dengan dengan interval sekali perawatan tiga minggu hingga satu bulan.

Program hapus tato itu disambut antusias para peserta yang dibuka pendaftarannya melalui media sosial baik di Baznas atau di IMS.

Baca juga: Anak-anak punk melengkapi hijrah dengan menghapus tato

Sebelum menjalani perawatan, mereka harus cek kesehatan termasuk tes HIV/AIDS, hepatitis C dan B serta gula darah.

Tak hanya itu, mereka juga harus melakukan tes COVID-19 menggunakan geNose sebelum mengikuti penghapusan tato.

“Saya ingin berubah menjadi lebih baik,” kata peserta Tomi Winata yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah dan berdomisili di Bogor itu.

Senada dengan Tomi, peserta lainnya yakni Fajar Ramadhan juga tertarik ikut hapus tato karena bagian dari janji setelah sembuh dari narkoba.

“Saya dulu hampir mati karena over dosis, tapi sekarang sudah sembuh,” kata pria asal Manggarai itu.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji menyambut baik program yang diadakan untuk meringankan masyarakat khususnya yang ingin menghapus tato.

“Tentunya apabila bisa dihapus tatonya tentunya akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bahwa kita sudah mulai bisa hijrah ke arah lebih baik,” katanya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021