London (ANTARA) - Komunitas muslim di Inggris Raya melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid dengan protokol kesehatan ketat setelah pemerintah Inggris memberikan kelonggaran untuk beribadah dan merayakan shalat secara berjamaah, meski dengan aturan yang harus ditaati bersama.

Berdasar pantauan ANTARA, masjid-masjid di Kota Southampton, Oxford, London dan kota-kota lain menyelenggarakan ibadah shalat Idul Fitri dalam beberapa gelombang. Madina Central Mosque Southampton dan Bashir Ahmad Mosque tercatat menyelenggarakan shalat Idul Fitri dalam tiga gelombang.

Sementara itu, masjid Markaz Bilal Islamic Society (ISOC) di Universitas Southampton menyelenggarakan shalat dalam empat gelombang, yakni pukul 08.00, 08.30, 09.00, dan 10.30 pagi waktu Inggris. Pelaksanaan shalat yang bertahap ini untuk mencegah kerumunan dan menghindari persebaran virus COVID-19 yang lebih luas.

Usamah, seorang Imam di masjid Markaz Bilal ISOC menyampaikan bahwa pihaknya mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah setempat dan juga mendapat izin dari otoritas kampus.

"Ini perayaan Idul Fitri tahun kedua bagi kami warga muslim di Inggris. Untungnya, tahun ini pemerintah setempat telah memberi izin dan pihak kampus juga setuju untuk penyelenggaraan shalat Idul Fitri ini, tentu dengan penerapan protokol kesehatan ketat," kata Usamah, yang juga mahasiswa Universitas Southampton.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa warga yang shalat harus membawa perlengkapan lengkap semisal sajadah, masker, dan hand sanitizer serta wudhu dari rumah. Pihak pengelola masjid menutup tempat wudhu dan toilet untuk mencegah penularan virus dan mengurangi resiko penyakit.

Pengelola masjid Markaz Bilal ISOC mewajibkan jamaah untuk mendaftar terlebih dahulu untuk pengaturan kuota shalat Idul Fitri. Satu minggu sebelumnya, pihak pengelola masjid membagikan informasi untuk pendaftaran shalat dengan memanfaatkan teknologi digital.

Aplikasi digital untuk reservasi tempat shalat ini digunakan untuk memudahkan penerapan protokol kesehatan. Pendaftar cukup memasukkan data nama dan waktu shalat, lalu akan ada barcode yang digunakan sebagai tanda masuk masjid.

"Kami menggunakan aplikasi digital yang secara khusus bisa memantau jumlah warga yang ingin shalat Idul Fitri. Sebagian dari mahasiswa dan keluarganya, juga warga muslim di sekitar Southampton," kata Usamah.

Pihak takmir masjid juga menyediakan aneka makanan ringan dan buah untuk anak-anak, yang diberikan setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Abu Yusuf, warga muslim di Southampton, mengaku senang dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri tahun ini. "Alhamdulillah, tahun ini kita di Inggris dapat melaksanakan shalat di masjid. Saya ingat tahun lalu kita tidak dapat melaksanakan shalat bersama karena pandemi. Jadi, tahun ini kemajuan penting, harus disyukuri. Semoga pandemi segera berlalu," katanya.

"Anak-anak juga senang karena bisa melakukan shalat bersama. Ini momentum bai anak-anak untuk bisa merayakan Idul Fitri, setelah tahun lalu tidak bisa karena pandemi," tambah Abu.

Warga muslim Indonesia di Inggris juga gembira dengan perayaan Idul Fitri tahun ini, meski harus dengan aturan kesehatan ketat. Nizam, warga Indonesia di Southampton menjelaskan bahwa biasanya setelah Shalat Idul Fitri ada agenda silaturahmi dan makan bersama. Namun, hal ini tidak bisa diselenggarakan karena pandemi.

"Sebelum pandemi, warga Indonesia di Southampton biasa masak bakso untuk dibagi-bagi kepada saudara muslim dari negeri lain. Biasanya ada meja besar di depan masjid dan di taman, lalu semuanya bebas ambil makanan. Tahun ini belum bisa karena aturan pemerintah," ungkap Nizam yang merupakan mahasiwa doktoral bidang pengajaran Bahasa Inggris.

Baca juga: Ramadhan di tengah pandemi ala Muslim Oxford
Baca juga: Tantangan mengajar Al Quran di Inggris Raya
Baca juga: KBRI London rayakan Idul Fitri bersama WNI di Inggris secara virtual

 

Pewarta: Munawir Aziz
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021