Semarang (ANTARA News) - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro Semarang akan membangun Pusat Kebudayaan dan Seni Jawa Tengah yang ditujukan untuk lebih mengenalkan kebudayaan daerah itu.

"Pusat Budaya dan Seni itu akan berfungsi sebagai rujukan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai suatu kebudayaan daerah tertentu di Jateng," kata Dekan FIB Undip terpilih, Agus Maladi Irianto, di Semarang, Senin.

Menurut dia, Pusat Kebudayaan dan Seni Jateng itu juga dapat menambah daftar obyek pariwisata di Kota Semarang.

Ia mengatakan, FIB Undip memiliki visi sebagai pusat kebudayaan sehingga harus memiliki sebuah sarana untuk mewujudkan hal tersebut, tentunya disesuaikan dengan letak Undip yang berada di Provinsi Jateng.

"FIB Undip sebagai Fakultas yang berbasis kebudayaan harus mampu mengembangkan nilai-nilai kebudayaan yang ada di sekitar tempatnya berdiri, karena Undip berada di Semarang dan secara lebih luas melingkupi di Jateng," katanya.

Ia mengatakan Pusat Kebudayaan dan Seni tersebut akan digunakan untuk menampung semua hasil kebudayaan yang ada di sekitar Jateng, khususnya Semarang.

"Nantinya, kerajinan seperti batik lasem, batik pekalongan, juga batik semarang. Bahkan, gambang semarang pun akan disatukan dalam Pusat Kebudayaan dan Seni itu sehingga masyarakat akan lebih mengenal kebudayaan daerahnya," katanya.

Ia menyebutkan, dirinya akan berusaha menggandeng setiap elemen baik pihak dalam maupun luar, seperti Dewan kesenian Kota Semarang (Dekase) maupun Dinas Pendidikan dan kebudayaan Jawa Tengah, termasuk masyarakat.

"Saya tidak mungkin bisa merealisasikan proyek tersebut sendirian. Untuk itulah saya akan merangkul semua pihak dalam program ini baik itu pihak internal maupun eksternal kampus," katanya.

Selain itu, pengajar sastra Indonesia yang juga sejarawan tersebut menegaskan reformasi birokrasi akan menjadi prioritas kerjanya selama memimpin FIB empat tahun ke depan.

Menurut dia, pola manajemen yang sudah kuno akan menghambat pengembangan fakultas sehingga pihaknya akan melakukan berbagai terobosan untuk memperbaiki kinerja di dalam birokrasi.

"Orang sering mengatakan bahwa kesuksesan sebuah perguruan tinggi hanya diukur dari prestasi akademiknya. Padahal kunci untuk mencapai kesuksesan justru didukung oleh manajemen yang baik," kata Agus.(*)
(U.KR-ZLS/s018/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010