Havana (ANTARA News/Reuters) - Kuba telah bersiap untuk membebaskan lagi empat tawanan politik dan mengirim mereka ke Spanyol, menambah ke 36 semua tawanan politik yang telah dibebaskan sejauh ini berdasar perjanjian antara pemerintah dan gereja Katolik.

Presiden Kuba Raul Castro telah setuju Juli lalu untuk membebaskan 52 tawanan politik yang dipenjarakan dalam proses yang gereja katakan dapat memerlukan beberapa bulan.

Kuba, yang menganggap tawanan sebagai orang upahan Amerika Serikat, ingin mereka pergi ke Spanyol, yang telah setuju untuk menerima mereka.

Pernyataan kantor pemimpin Katolik Kuba Kardinal Jaime Ortega mengatakan kelompok terakhir itu "telah menerima usulan" untuk berangkat ke Spanyol dan akan dikirim ke negara itu segera.

Para tawanan itu akan diizinkan untuk membawa anggota keluarga mereka.

Pembebasan itu telah mengurangi tekanan pada Kuba setelah kecaman internasional karena kematian tawanan politik Orlando Zapata Tamavo yang mogok makan, pada Februari lalu. Ada juga kebencian atas gangguan terhadap kelompok pembangkang Ladies in White pada saat mereka berunjuk rasa musim semi lalu untuk meminta pembebasan anggota keluarga mereka yang dipenjarakan.

Orang-orang yang mereka cintai, yang mencakup semua tawanan yang telah dibebaskan, adalah bagian dari kelumpok 75 pembangkang yang dipenjarakan dalam tindakan keras pemerintah pada Maret 2003 yang terkenal sebagai "Black Spring".

Para penentang pemerintah telah mengeluhkan bahwa para tawanan itu telah dipaksa untuk pergi ke Spanyol, tapi gereja menyatakan itu hanya usulan.

Caridad Espino yang anak laki-lakinya, Nelson Molinet, merupakan salah satu dari keempat tawanan yang akan dibebaskan segera, mengatakan ia senang anaknya akan dibebaskan.

"Saya senang karena anak laki-laki saya akan pergi dan ia tidak akan menderita lagi dari kekerasan penjara," katanya pada Reuters.

Moliner, pemimpin serikat idependen, sedang menjalani hukuman 20 tahun penjara.  (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010