Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa kemerdekaan menuntut masyarakat Indonesia untuk meneruskan cita-cita pendiri bangsa dengan nilai-nilai kebangsaan.

"Kemerdekaan menuntut tanggung jawab untuk meneruskan cita-cita para pendiri bangsa melalui implementasi nilai-nilai kebangsaan," kata Lestari dalam keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Rabu.

Adapun nilai-nilai kebangsaan yang dimaksud adalah kemanusiaan, persatuan, musyawarah, keadilan sosial, dan kesejahteraan rakyat.

“Bangsa yang merdeka harus mampu bekerja dan berpikir progresif,” kata Rerie, sapaan akrab dari Lestari, saat membuka diskusi dalam jaringan yang bertema "Tantangan Kebangsaan 76 Tahun Indonesia Merdeka" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Tetap jaga persatuan dan kesatuan di masa sulit

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa bangsa yang mandiri harus dapat berpijak di atas pondasi kebangsaan, serta mengimplementasikan nilai-nilai berbangsa dan bernegara untuk kesejahteraan bersama

Oleh karena itu, menurut Rerie, mengisi kemerdekaan tidak hanya dengan upacara peringatan, tetapi juga pemaknaan secara menyeluruh dan khidmat melalui kontemplasi akan perjalanan bangsa dengan segala pencapaian dan tantangan yang ada.

Ia mengatakan saat ini gangguan dan pandemi mewarnai perjalanan bangsa dalam mengisi kemerdekaan, sehingga pekerjaan rumah yang harus dituntaskan adalah bagaimana masyarakat Indonesia dapat bertahan dalam mengatasi sejumlah tantangan yang ada.

Melengkapi apa yang diucapkan oleh Rerie, Ketua Kopri PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Maya Muizatil Lutfillah menyatakan bahwa kemerdekaan bisa dimaknai sebagai kebebasan, kedaulatan, kemandirian, edukasi, dan sumber hukum.

“Sejumlah makna tersebut bisa menjadi stimulus terbentuknya instrumen-instrumen untuk mengisi kemerdekaan,” tutur Maya.

Baca juga: Wakil Ketua MPR tekankan urgensi persatuan dalam merawat kemerdekaan

Sebagai contoh, makna kemerdekaan di sektor edukasi dapat menghasilkan organisasi pelajar yang mampu berperan aktif dalam merebut kemerdekaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan masing-masing sektor dapat menghasilkan instrumen-instrumen yang mendukung terimplementasinya nilai-nilai kebangsaan ketika memaknai kemerdekaan.

Diskusi yang dimoderatori oleh Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Luthfi Assyaukannie itu, dihadiri oleh Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Komaruddin Hidayat, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Manajemen FEB Universitas Airlangga Badri Munir Sukoco, Pengamat Pertahanan Keamanan Connie Rahakundini Bakrie, dan Kepala Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Negeri Jakarta Dianta Sebayang.

Selain itu hadir pula Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI/Pakar Hukum Tata Negara Atang Irawan dan Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik & Isu Strategis DPP Partai NasDem Suyoto sebagai penanggap.

Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak warga bangkitkan semangat juang lawan COVID-19

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021