Palembang (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengaktifkan kembali program Keluarga Berencana yang dalam beberapa tahun sempat kurang diperhatikan.

"Masalah keluarga berencana atau KB terus terang saja beberapa tahun lampau kita abaikan dan kependudukan kurang diperhatikan," kata Wapres Boediono saat silaturahmi dengan perwakilan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, penyuluh KB, Kader Posyando dan petugas kesehatan, di Palembang, Jumat.

Hadir dalam acara itu Ibu Herawati Boediono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mendiknas M Nuh, Mentan Suswono, serta Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Menurut Wapres, Sensus Penduduk yang dilakukan tahun lalu menunjukkan bahwa peningkatan penduduk lebih besar dari yang diperkirakan dan situasi tersebut harus ditanggapi secara serius.

"KB tahun-tahun lalu tidak mendapat perhatian khusus dan kali ini waktunya kita menyingsikan lengan untuk memasyarakatkan dan mengintensifkan kembali," kata Boediono.

Wapres Boediono mengajak semua pihak yakni pemerintah pusat, daerah dan masyarakat bergandeng tangan memasyarakatkan lagi program yang sempat populer di masa lalu.

Boediono menilai kalau Indonesia belum siap dengan pelayanan peningkatan penduduk dan kegiatan ekonomi, maka lebih baik semua komponen mengendalikan pertumbuhan penduduk.

"Saat ini masih merupakan keharusan bagi kita bersama untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk," kata Wapres.

Wapres menekankan bahwa tidak ada alasan untuk tidak lagi menyukseskan program KB karena hal itu sudah menjadi kebutuhan.

"Tahun ini program ini sudah harus berjalan dengan baik lagi," tegas Boediono.

Wapres dalam kesempatan itu juga menyoroti mengenai masih tingginya mengenai kematian anak dan ibu.

Menurut Wapres, adanya indikator tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih ketinggalan agak jauh dibanding negara tetangga, seperti Vietnam.

"Ini adalah tantangan bagi Indoensia. Fokus yang sama-sama harus kita keroyok agar benar-benar diturunkan dan saya yakin akan beri dampak lebih baik penduduk di Indonesia," katanya.


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011