Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan penyedia piranti lunak dan layanan analisis bisnis, SAS Institute Inc, mengantongi pendapatan 2,43 miliar dolar pada 2010, naik 5,2 persen dibanding 2009.

Khusus untuk kategori business analytics, pendapatannya naik 26 persen, kata SAS dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa.

CEO SAS Jim Goodnight menyebut pertumbuhan ini sebagai pengakuan bahwa ledakan jumlah data sekarang ini dapat dianalisa untuk memprediksi sesuatu yang belum terjadi.

"Kekuatan prediksi analitik dapat membuat perbedaan dengan membantu anda melihat lebih jauh sehingga anda dapat membuat penyesuaian dengan lebih cepat dan lebih percaya diri," katanya.

Goodnight menyatakan bahwa perusahaannya telah berpengalaman 35 tahun dengan pertumbuhan pendapatan yang tidak terkalahkan dan pelanggan dengan kesetiaan tinggi karena mereka telah memperolah manfaat software dan mempercayai hasilnya.

Sementara Country Manager SAS Indonesia Erwin Sukiato mengaku optimistis bahwa tahun ini SAS meraih pertumbuhan double-digit seiring meningkatnya permintaan akan business analytics di beberapa sektor.

Di Indonesia, business analytics diperlukan oleh perbankan, telekomunikasi, pembiayaan, asuransi, dan juga lembaga pemerintah. "Melalui analitik, kami dapat membantu perusahaan untuk mencapai target bisnis mereka."

Dari yang dicapai itu, SAS akan menginvestasikan kembali pendapatan substansialnya, 24 persen, untuk penelitian dan pengembangan. Perusahaan ini juga menambah karyawan 2,4 persen.

"Kami memulai tahun 2010 dengan prestasi peringkat nomor 1 di Amerika sebagai FORTUNE's Best Companies to Work For, dan kami sudah memulai agar kembali memperoleh posisi nomor 1 di 2011," tambah Goodnight.

Beberapa klien yang telah mengambil manfaat layanan SAS diantaranya Commerzbank, lembaga kredit nomor dua terbesar di Jerman yang meningkatkan keuntungan program direct marketing sebesar 55 persen dengan menggunakan SAS Marketing Optimization.

Kemudian Daiichi Sankyo, perusahaan farmasi multinasional di Tokyo, menggunakan SAS Drug Development untuk membangun platform berpusat Web untuk mengurangi biaya pemindahan data dari agen kontrak eksternal dan meningkatkan produktivitas peneliti.

Lalu The State of North Carolina yang menggunakan SAS Business Analytics untuk meningkatkan aplikasi Criminal Justice Law Enforcement Automated Service (CJLEADS). Dengan menyediakan informasi lengkap para pelaku kejahatan bagi para profesional dalam peradinal pidana, CJLEADS menghemat dana pajak negara hingga 7 juta dolar per tahun.

Pada 2011, kondisi ekonomi yang tidak pasti dan pertumbuhan data digital yang eksponensial akan menjadi tantangan dan juga peluang bagi SAS. "Tetapi saya yakin tentang masa depan kami jika melihat hasil pendapatan kita tahun ini dan berdasarkan pembicaraan dengan pelanggan di tiap industri tentang peningkatan proses bisnis mereka melalui analitik," kata Senior Vice President SAS, Jim Davis.

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011