Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membentuk Pusat Informasi Krisis Mesir (PIKM) untuk membantu masyarakat yang kehilangan kontak komunikasi dengan anggota keluarganya yang berada di Mesir.

"Ini mengingat banyaknya mahasiswa dan warga NU yang tinggal di Mesir," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Rabu.

Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf ditunjuk sebagai penanggung jawab PIKM, sementara untuk koordinator operasional dipercayakan kepada Ahmad Ridho.

Pada kesempatan itu Said Aqil mengimbau warga NU yang berada di Mesir untuk menghindari daerah rawan konflik, tidak melibatkan diri dalam aksi demonstrasi yang dilakukan warga setempat, serta senantiasa mengikuti dan mematuhi arahan yang dikeluarkan Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara itu.

Sementara itu Ahmad Ridho menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa NU dan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Mesir untuk mengkoordinasi keberadaan para anggotanya.

"Sampai semalam saya masih bisa berhubungan telepon dengan teman-teman di Mesir," katanya.

Dijelaskannya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) telah menyediakan 20 sambungan untuk layanan informasi dan tiga lokasi penampungan jika kondisi semakin memburuk.

Universitas Al Azhar juga menyediakan penampungan bagi para mahasiswa asing yang belajar di sana.

"Yang menjadi persoalan teman-teman mahasiswa di sana sekarang adalah persediaan makanan yang terbatas," katanya.

Dikatakannya, para mahasiswa yang terkurung di asrama kesulitan untuk mencari kebutuhan hidup, padahal

persediaan makanan hanya cukup untuk dua hingga tiga hari.(*)

(S024/S022)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011