Kairo (ANTARA News) - Pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta yang menyebut bahwa kader partai itu membantu revolusi Mesir, telah mengancam keselamatan para mahasiswa asal Indonesia yang berada di negara yang tengah bergolak tersebut.

Sejumlah mahasiswa Indonesia yang berada di Kairo kepada ANTARA mengaku telah diinterogasi bahkan dipukuli oleh pihak keamanan Mesir.

"Saya sudah 13 kali diinterogasi dan tiga kali kena tamparan dari pihak keamanan Mesir karena dituduh ikut revolusi Mesir," kata Diar, mahasiswa asal Sumatera Barat di Kairo, Senin.

Pernyataan senada diutarakan seorang mahasiswa lainnya, Aulia Rahman Bin Muslim. "Banyak mahasiswa diinterogasi, dipukuli dan sebagian ditahan oleh pihak keamanan Mesir akibat dampak dari pernyataan PKS itu," tutur Aulia,yang yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Minang (KMM) Mesir.

Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa (PPMI) Mesir, Falahuddin Nursalim, yang dikonfirmasi ANTARA Kairo membenarkan dampak dari pernyataan Anis Matta tersebut.

"Waduh, saya sampai pusing tujuh keliling akibat pernyataan PKS di Jakarta tersebut. Itu pernyataan konyol yang membuat keamanan dan keselamatan kami di sini terancam karena semua kader PKS di Mesir berstatus mahassiwa," ujar Falahuddin dengan nada tinggi.

Falahuddin dan semua mahasiswa yang ditemui ANTARA di Konsulat RI di Distrik Nasr City -- tempat pendaftaran evakuasi warga negara Indonesia (WNI) ke Indonesia -- mengaku gusar atas pernyataan Anis.

Ketua PPMI mengatakan ia telah menelepon Sekjen PKS t untuk menyampaikan kegusaran mahasiswa atas pernyataannya.

"Pak Anis mengatakan pernyataannya dipelintir oleh wartawan," kata Falahuddin, putra asal Jawa Tengah itu.

Para mahasiswa semakin gusar karena pernyataan PKS itu disiarkan pula oleh Radio Nasional Mesir pada Ahad (6/2), kata Ketua PPMI dan beberapa mahasiswa lainnya.

"Dampak pernyataan itu sangat membahayakan keamanan kami semua WNI di sini, terutama mahasiswa," ujar Bakri Hussein, mahasiswa asal Jambi.

Falahuddin juga mengonfirmasi bahwa beberapa mahasiswa sempat ditahan oleh pihak keamanan, namun telah dibebaskan.

Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler (Protkons) KBRI Kairo, Muhammad Abdullah juga mengaku kaget atas pernyataan PKS.

"Saya cukup kaget membaca pernyataan PKS itu, tapi syukurlah sudah dibantah," katanya.

Protkons Abdullah juga membenarkan beberapa mahasiswa diinterogasi dan sempat ditahan pihak keamanan Mesir, tapi telah dibebaskan.

Nurul Huda, mahasiswa asal Madura mengimbau politisi Indonesia agar tidak membuat pernyataan-pernyataan menyangkut revolusi Mesir yang dampaknya mengancam keselamatan.

"Para politisi Indonesia hendaknya membuat pernyataan yang membantu penyelesaian krisis di Mesir, bukannya malahan membuat runyam persoalan," ujar Nurul Huda.

(M043/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011