Petenis China Peng Shuai (kanan) dan petenis Taiwan Hsieh Su-Wei saat merayakan kemenangannya (ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane M) (ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane M/)

Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak mengomentari masalah Peng, dengan mengatakan pihaknya percaya "diplomasi diam-diam" menawarkan kesempatan terbaik untuk hadirnya sebuah solusi.

Liz Throssell, juru bicara hak asasi manusia PBB, meminta bukti keberadaan dan keselamatan petenis itu serta penyelidikan transparan atas tuduhan yang diajukan petenis ini.

Kepala Eksekutif WTA Steve Simon mengatakan kepada CNN dan media AS lainnya bahwa tur ini akan mempertimbangkan menarik turnamen senilai puluhan juta dolar dari China.

Simon mengatakan WTA berada "di persimpangan jalan" dengan China.

Baca juga: WTA siap tarik turnamennya dari China terkait nasib Peng Shuai

"Kami terus meminta bukti independen dan terverifikasi bahwa Peng Shuai aman dan bahwa tuduhan penyerangan seksualnya diselidiki sepenuhnya, adil dan tanpa sensor. Jika tidak, WTA siap melakukan apa yang benar," tandas Simon.

Hu Xijin, editor Global Times, menanggapi komentar Simon itu dengan mengatakan "jangan menggunakan nada paksaan ketika mengungkapkan keprihatinan apa pun kepada China."

"Mungkin Anda melakukannya karena niat baik. Tapi Anda harus memahami China, termasuk memahami bagaimana sistem yang Anda tidak suka sebenarnya telah mempromosikan hak-hak 1,4 miliar orang China," kata Hu, yang surat kabarnya diterbitkan oleh Harian Rakyat China yang merupakan corong Partai Komunis China.

WTA mengatakan tidak mau menanggapi cuitan Hu.

Baca juga: WTA sebut email "baik-baik saja" Peng Shuai justru mengkhawatirkan
Baca juga: Ketua WTA ragukan email yang dikirim oleh Peng Shuai

 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021