Memang ada beberapa arena pertandingan yang berada di Palembang mengalami hambatan pembangunanannya tetapi SEA Games tetap akan berjalan seperti biasa, kata dia kepada wartawan di Palembang, Kamis.
Sebagaimana SEA Games di Indonesia dilaksanakan di dua tempat yakni DKI Jakarta dan Sumsel yang pelaksanaannya ditetapkan pada 11-22 November 2011.
Kehadiran Komisi X DPR RI itu ke Palembang sehubungan melihat perkembangan pembangunan fasilitas pesta olahraga se-Asia Tenggara tersebut.
Lebih lanjut dia mengatakan, setelah dilihat dari dekat ternyata venues yang diragukan tersebut akan selesai sebelum pelaksanaan pesta olahraga dua tahunan mendatang.
Fasilitas pesta olahraga akbar yang masih diragukan penyelesaiannya tepat waktu diantaranya kolam renang, stadion atletik, dan menembak. Namun, menurut Mahyuddin, pembangunannya tidak mengalami hambatan berarti.
Memang, lanjut dia, selama ini hambatan tersebut antara lain dikarenakan pelaksanaannya melalui proses tender termasuk pendanaan yang sedikit terhambat.
Supaya kegiatan tersebut berjalan lancar pihaknya mengusulkan kepada pemerintah pusat agar mempercepat pendanaan, ujar dia lagi.
Alhamdulillah presiden menyetujui dan pelaksanaan pembangunan berjalan dengan baik, kata dia.
Begitu juga pengadaan pelaratan sekarang ini sudah disetujui tidak lagi melalui proses tender tetapi penunjukan langsung, kata dia pula.
Oleh karena itu pihaknya yakin pesta olahraga yang diikuti sebelas negara tersebut akan berjalan lancar, kata dia.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, pihaknya memang terus bekerja secara maksimal supaya pesta olahraga pertama dilaksanakan di luar pulau Jawa itu sukses.
Pembangunan fasilitas SEA Games tetap jalan walaupun banyak kendala yang dihadapi, kata dia.
(U005)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Indonesia, dalam pengumpulan medali, keluar sebagai nomor dua (NOMOR DUA) setelah Jepang, luar biasa, (Asian Games ke-3, Tokyo, 1958, Indonesia masih anak bawang dengan hanya mendapat satu medali perunggu, Karnah Sukarta, lempar lembing).
Tapi hasil-hasil Asian Games Jakarta banyak diprotes oleh banyak official luar negri. Katanya wasitnya pada licik. Supportes/bobotoh juga lo masih “begitulah” maklum baru merdeka. Mungkin masih ingat kita kakek-kakek yang sudah tua sama peristiwa GURUDUT SONDHI official menyebalkan dari India yang protest keras dan mencak-mencak katanya banyak officials yang korupsi dalam prestasi. Yang berakibat tegangnya hubungan diplomatic Indonesia dan India. Hampir semua negara tidak mengakui hasil-hasil pengumpulan medali pada Asian Games ke-4, Jakarta.
Bung Karno marah besar dengan menyatakan keluar dari Olympic Committee dan kemudian mendirikan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) sebagai saingan Olimpiade. Bung Karno merangkul RRC, negara-negara Afrika dan negara blok komunis. (RRC tidak diakui PBB/dunia yg diakui adalah Taiwan)
Ada kerumitan lain karena waktu itu Indonesia tidak mengundang Taiwan dan Israel karena tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan kedua negara tsb.
Komite Olimpiade Internasional menjatuhkan sangsi lo!
Sekarang banyak sekali suara-suara tidak enak. korupsi lah, tidak ada air di WC lah, rumput masih renjul, peralatan olah raga kurang dll.
Saya kira wajar saja kalau dulu Asian Games kurang beres karena Indonesia baru merdeka, masih miskin
Setelah 50 tahun dari penyelenggaraan Asian Games, Jakarta, saya jadi sangsi, akankah peristiwa yang memalukan tsb. terulang lagi???? Kita tunggu.