Tawaran besar untuk membeli saham Rusia telah terlihat sejak pembukaan pasar
London (ANTARA) - Rubel Rusia memperpanjang pemulihannya pada Kamis, hingga mendekati 96 terhadap dolar, dan pasar saham melanjutkan perdagangan setelah jeda selama sebulan, dengan mayoritas saham naik dalam perdagangan yang bergejolak.

Pasar secara bertahap dibuka kembali setelah mata uang Rusia merosot ke rekor terendah dan bank sentral memerintahkan penangguhan sebagian besar perdagangan setelah Barat memberlakukan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas apa yang disebut Rusia "operasi militer khusus" di Ukraina.

Pada pukul 07.48 GMT, rubel menguat 2,0 persen menjadi 95,61 terhadap dolar, memperpanjang kenaikan semalam didorong oleh pernyataan Presiden Vladimir Putin, Rusia akan mulai menjual gasnya ke negara-negara "tidak bersahabat" dalam rubel.

Terhadap euro, rubel melonjak 3,0 persen menjadi 105, jauh dari level terendah sepanjang masa 132,4 yang dicapai di perdagangan Moskow awal Maret, tetapi jauh dari level sekitar 90 yang terlihat sebelum Rusia mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Di pasar saham, volatilitas melonjak karena Bursa Moskow sebagian melanjutkan perdagangan untuk pertama kalinya sejak akhir Februari. Larangan perdagangan dengan investor asing dan larangan short selling tetap berlaku.

"Tawaran besar untuk membeli saham Rusia telah terlihat sejak pembukaan pasar," kata Broker BCS dalam sebuah catatan. "Sentimen keseluruhan didukung oleh keyakinan bahwa kementerian keuangan akan membeli saham."

Pemerintah mengatakan pada 1 Maret akan menyalurkan hingga 1 triliun rubel (11,24 miliar dolar AS ) dari National Wealth Fund untuk membeli saham Rusia yang diguncang oleh aksi jual besar-besaran bulan lalu.

Baca juga: Putin ingin negara "tidak bersahabat" membayar gas Rusia dalam rubel

Indeks acuan saham MOEX terangkat 9,0 persen hari ini menjadi 2.695,8, sementara perdagangan di platform RTS dalam denominasi dolar tetap ditangguhkan.

Aplikasi perdagangan pialang besar dengan bank-bank terkemuka, termasuk Sberbank, VTB dan Alfa, melaporkan masalah dengan pemrosesan pesanan klien menyusul meningkatnya minat pada saham Rusia.

Dengan sebagian besar wilayah udara Eropa tertutup untuk pesawat Rusia, saham maskapai utama Aeroflot jatuh sekitar 20 persen pada satu titik sebelum memotong kerugian menjadi 9,0 persen.

Saham pemberi pinjaman terbesar kedua Rusia VTB, yang dikenakan sanksi barat, turun 1,5 persen pada hari itu. Tetapi saham lain naik, dengan beberapa di antaranya, seperti produsen gas Novatek melambung hampir 25 persen hari ini.

Karena minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, mendekati 121 dolar AS per barel, saham raksasa gas Gazprom melonjak sekitar 18 persen, sementara perusahaan minyak utama Rosneft dan Lukoil masing-masing naik lebih dari 20 persen dan 6,0 persen.

Saham raksasa pertambangan Nornickel juga melambung 16 persen.

Pemberi pinjaman utama Sberbank terangkat 19 persen, sebelum memangkas beberapa keuntungan.

Rusia melanjutkan perdagangan obligasi negara OFZ pada Senin (21/3/2022) dengan bank sentral membantu menstabilkan surat berharga dengan intervensi, yang jumlahnya belum diungkapkan.

Baca juga: Rubel ditutup di tertinggi sejak Februari karena langkah penjualan gas

Imbal hasil obligasi OFZ 10-tahun yang dijadikan acuan, yang bergerak terbalik dengan harga mereka, berdiri di 13,8 persen pada Kamis setelah mencapai tertinggi sepanjang masa 19,74 persen pada Senin (21/3/2022).
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022