Jakarta (ANTARA) - Daniil Medvedev mengabaikan kemungkinan dirinya dilarang tampil pada turnamen Wimbledon tahun ini setelah statusnya sebagai pemain Rusia di turnamen itu dipertanyakan oleh pemerintah Inggris.

Menteri olahraga Inggris Nigel Huddleston mengatakan pada sidang parlemen pekan lalu bahwa pemerintah dapat meminta Medvedev untuk membuat jaminan bahwa dia tidak mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum diizinkan berlaga di Wimbledon.

Perkembangan ini terjadi di tengah isolasi olahraga Rusia yang meluas di panggung global setelah invasi negara itu ke Ukraina.

Sementara ATP dan WTA telah mengizinkan pemain Rusia untuk terus bermain di turnamen-turnamennya, Huddleston mengatakan dia akan merasa tidak nyaman ketika seorang atlet yang "mengibarkan bendera untuk Rusia" di Wimbledon, menambahkan bahwa dia telah mendiskusikan masalah ini dengan All England Club.

Berbicara di sela-sela turnamen Miami Terbuka pada Kamis, Medvedev enggan membahas masalah itu, dengan mengatakan bahwa dia mengambil musim "turnamen demi turnamen."

"Tidak ada tanggapan untuk Wimbledon," kata Medvedev. “Saya perlu melihat apa yang terjadi selanjutnya.

“Saya mencoba mengikuti turnamen demi turnamen. Maksud saya, selalu ada aturan yang berbeda, peraturan untuk bermain atau tidak bermain.

“Saat ini saya di sini di Miami. Saya bisa bermain dan saya senang bermain tenis, olahraga yang saya sukai. Saya ingin mempromosikan olahraga ini ke seluruh dunia. Kami akan mengalami momen-momen sulit dan momen-momen bagus.

“Hal ini akan sama di setiap turnamen. Jadi yang berikutnya setelah ini adalah Monte-Carlo, Anda tahu, di mana saat ini saya adalah penduduk di sana, jadi saya juga menyukai turnamen ini. Saya bisa memainkannya secara normal dan saya senang memainkannya."

Medvedev sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk 'perdamaian' tetapi belum membuat pernyataan khusus tentang perang di Ukraina.

"Saya pikir semua orang tahu apa yang terjadi, jadi pada dasarnya tentu saja tidak mungkin untuk mengabaikannya," katanya seperti dikutip AFP, Kamis malam.

"Saya selalu mengatakan saya untuk perdamaian. Saya ingin semua orang aman, sehat, termasuk diri saya sendiri, termasuk orang lain, semua orang di dunia. Terkadang itu tidak mungkin, tapi, ya, itulah yang saya inginkan."

Sementara itu Medvedev menyarankan dia akan menerima sanksi apa pun yang diterapkan pada pemain Rusia, dengan mengatakan dia siap untuk apa pun yang terjadi.

"Setiap negara dapat menetapkan aturan mereka sendiri," katanya. “Mungkin besok seseorang akan mengumumkan, saya tidak tahu, bahwa kami tidak ingin ada turnamen tenis lagi.

"Katakanlah satu negara memiliki Grand Slam, dan mungkin beberapa acara Master lainnya akan mengatakan 'Kami tidak ingin tenis lagi di negara kami.' Begitulah hidup.


Baca juga: Federer sumbangkan Rp7,1 miliar untuk anak-anak Ukraina
Baca juga: Badan tenis internasional bersatu kutuk Rusia
Baca juga: Svitolina tolak bermain lawan petenis Rusia di Monterrey Open
Baca juga: Invasi Rusia membuat Medvedev terancam raib dari turnamen tenis

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022