Paris (ANTARA News) - Indonesia mengharapkan momentum penyelesaian krisis Eropa melalui kesepakatan negara-negara di zona ekonomi Euro untuk melakukan hair cut hutang Yunani tidak disia-siakan sehingga penyelesaian krisis di kawasan tersebut bisa berlangsung dengan baik.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Paris, Senin (1/11) malam waktu setempat atau Selasa (2/11) pagi waktu Paris mengatakan Indonsia menyambut baik keputusan yang dihasilkan oleh para pemimpin Eropa.

"Saya sebetulnya dengan European Summit di Brussel tanggal 26 (Oktober-red) kemarin itu menyambut baik dan positif karena keputusan untuk mengundang ISFS, menyuntikkan dana, dana di situ melakukan rekapitulasi dan Uni Eropa sepakat melaksanakan hair cut surat hutang Yunani, itu semua positif tetapi kalau kemudian di Yunani merespons harus ada referendum iyu sebenarnya cukup beresiko jadi ini adalah bagian yang harus dilalui oleh Eropa khususnya euro zone khususnya Yunani bahwa kalau sudah membuat keputusan implementasinya penting sekali," kata Agus disela-sela mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja di Perancis dalam rangka menghadiri pertemuan UNESCO dan KTT G-20.

Ia mengatakan Indonesia mengharapkan hal tersebut tidak diputuskan dalam referendum yang bisa saja megakibatkan krisis di Eropa berlarut-larut.

"Saya merasa keputusan di euro zone 26 Oktober kemarin nanti akan diperkuat dengan keputusan dari negara-negara G-20 yang saya harapkan akan membuat semua pihak positif untuk menjaga ekonomi dunia dan termasuk menangani perkembangan eropa dengan baik, tetapi lagi-lagi ekonomi dunia bisa berperan tetapi pelaku di negara eropa harus menunjukkan komitmen untuk melaksanakan reformnya untuk itu saya mengharapkan di hari-hari ini saya bisa melihat perkembangan yang lebih positif," tegasnya.

Sementara itu dari hasil rapat terbatas Minggu (31/10) malam antara Presiden Yudhoyono dengan sejumlah menteri yang ikut dalam rombongan setibanya Presiden di Paris, Agus mengatakan ada beberapa hal yang akan menjadi pandangan Indonesia dalam G-20 nanti di Cannes.

"Kita punya banyak posisi yang kita akan bawakan ke forum G-20, kita misanya melihat di ekonomi dunia bahwa kalau nanti kita bisa sepakati suatu action plan jangka pendek untuk selamatkan ekonomi eropa dan dunia kita minta supaya jangan melihat jangka pendek tetapi juga harus melihat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan jangka panjang," kata Agus.

Ia menambahkan,"kita juga nanti akan merekomendasikan bahwa bila multilateral agency seperti IMF, World Bank mempersiapkan dan membantu penuh pemulihan di Eropa kita juga ingin supaya jangan terlalu focus pada satu zone Eropa seandainya nanti dibutuhkan untuk mendukung negara bagian lain di dunia sudah kehabisan resources terus kita juga melihat untuk negara yang secara keuangan public sehat untuk jangan terlalu cepat melakukan konsolidasi fskal karena ada negara-negara yang secara keuangan publik sehat melakuan konsolidasi fiskal bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia."

Agus menjelaskan negara yang pertumbuhan ekonomi sehat harus berperan pada saat ada potensi resesi mereka harus bisa melakukan ekspansi untuk membangun ekonomi swastanya atau memberikan stimulus tetapi kembali ke situasi normal.

Mengenai solusi jangka panjang yang akan disampaikan adalah upaya untuk jangka panjang pertumbuhan ekonomi dunia itu tumbuh dengan kuat berkesinambungan dan seimbang adalah mendukung upaya penyeimbangan ekonomi dunia.

"Kan isu global imbalances kan harus ditangani dan global imbalances ini ciri khasnya adalah di trade balance yaitu neraca perdagangan yang timpang yang satu surplus besar yang satu defisit besar atau karena count balances, satu surplus besar, satu lagi negatif besar. Tetapi juga global imbalances ciri khas di foreign reserve itu harus dijaga supaya seimbang. Bila ini dilakukan tentu akan membuat perekonomian dunia tumbuh jangka panjang dengan lebih berkesinambungan," kata Agus.

Mengenai rencana pertemuan pemimpinan negara-negara anggota kelompok G-20, Agus menolak bila ada yang mengatakan hasil dari G-20 tidak memberikan jalan keluar dari krisis.

"Saya katakan global krisis di tahun 2008 dan 2009 karena adanya G20 inisiatif yang tegas dan terpadu kita bisa lihat pemulihan di tahun 2009 dengan baik, jadi saya tidak sependapat kalau G-20 tidak bisa perperan saya merasa penting negara ekonomi terdepan ini mencari solusi untuk kepentingan pertumbuhan dunia secara berkesinambungan," paparnya.

Di G-20 nanti, Agus mengatakan Indonesia akan menyampaikan bahwa penyelesaian krisis Eropa harus dilakukan namun disisi lain perhatian bagi kawasan lain yang tidak terkena imbas krisis harus tetapi diberikan.

"Kita jangan terlalu melihat ke Eropa dan menghabiskan semua resources tentu semua itu habis karena modal terbatas, jadi kalau perhatian tinggi kita mesti berikan ke Eropa sekarang ini. Dan bagi Eropa pesannya adalah di negara-negara eropa harus lebih konkrit melaksanakan reformnya," kata Menkeu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan bertolak menuju Cannes pada (2/11) dari Paris untuk kemudian mengikuti KTT G-20 yang berlangsung mulai 3 November hingga 4 November 2011 mendatang. (P008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011