Jakarta (ANTARA News) - PT Benakat Petroleum Energy Tbk., (BIPI) telah melakukan penjualan 178.571.500 lembar saham PT Elnusa Tbk., (ELSA) dengan harga Rp210 per lembar.

"Dari penjualan tersebut, Benakat meraup dana sekitar Rp37,5 miliar," ujar Direktur Utama Elnusa, Elia Massa, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Ia mengakui transaksi ini dilakukan pada 27 Oktober 2011 lalu dengan tujuan sebagai jaminan atas fasilitas pinjaman. Setelah adanya penjualan ini, maka jumlah kepemilikan saham Benakat sekitar 34,706 persen.

Berdasarkan data BEI, sebelum adanya transaksi penjualan ini Benakat memiliki 37,67 persen saham Elnusa. Saat ini, komposisi pemegang saham Elnusa adalah PT Pertamina 41,67 persen, Benakat 34,706 persen, Lucy Sycilia 0,01 persen, dan publik 21,76 persen.

Isu soal penjualan saham Benakat di Elnusa sudah santer sejak beberapa waktu lalu. Bahkan disebut-sebut, dana hasil penjualan saham itu untuk melunasi utang berupa "promissory notes" dari induk usahanya yang jatuh tempo.

PT Indo Tambang Perkasa merupakan induk perusahaan Benakat.

Sebelumnya, Benakat telah memperpanjang pembayaran utang dari yang semula jatuh tempo pada 12 September menjadi 12 Maret 2011, namun, manajemen perusahaan migas itu kembali memperpanjangnya menjadi 12 September 2011.

Perusahaan terintegrasi minyak dan gas ini mencatatkan laba bersih naik 283 persen menjadi Rp49,04 miliar pada sembilan bulan 2011 dari periode sama sebelumnya sebesar Rp12,77 miliar.

Pencapaian ini didukung dari keberhasilan membukukan pendapatan sekitar Rp3,19 triliun, atau naik 7,06 persen.

Aset perseroan naik dari Rp3,67 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp4,22 triliun pada September 2011, sementara kas perseroan turun dari Rp724,56 miliar pada Desember 2010 menjadi Rp692,65 miliar pada September 2011.

Pada penutupan perdagangan di lantai bursa Jumat (11/11), saham Elsa ditutup turun 5 poin (2,2 persen) ke Rp220 dengan volume perdagangan 60,254 juta lembar saham senilai Rp13,649 miliar.  (SSB/TRT/A027)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011