Silakan publik membandingkan, antara energi memberi RD dengan energi minta belas kasihan dari pelatih tim senior sepak bola nasional Indonesia, Wim Rijsbergen
Jakarta (ANTARA News) - Lokomotif Timnas U-23 terus melaju di bawah kendali seorang masinis lokal untuk sampai ke stasiun kejayaan di cabang sepak bola SEA Games 2011. Tiga kemenangan direngkuh lantas tiket semifinal dicabut dari bejana kebijakan bernama energi memberi.

Rahmad Darmawan yang akrab disapa RD mendaulat semesta bola Tanah Air dengan mengusung energi memberi, bukan mengemis welas asih orang lain. Pelatih asal Lampung itu membuka halaman demi halaman buku kemenangan dengan memproklamasikan fatsun bahwa silakan Anda memberi mulai dari sekarang.

RD telah lebih dulu memberi suka cita. Buahnya, Egi Melgiansyah dan kawan-kawan mendulang tiga kemenangan dengan menekuk Kamboja (6-0), Singapura (2-0), dan Thailand (3-1). Energi memberi RD berbuah produktivitas gol, 11 memasukkan dan kebobolan 1 gol, itu pun dari titik penalti ketika Indonesia menghadapi Thailand.

Dengan energi memberi, gagasan-gagasan anyar meluap bagaikan oase di padang gurun. Bermodal energi memberi, RD menyampaikan satu persatu gagasannya kepada pasukan Garuda Muda secara jelas dan terpilah-pilah - meminjam istilah klasik Latin "clare et distincte".

Bukankah ilmu kepelatihan di semesta bola mengandalkan asupan informasi yang jelas dan terpilah-pilah agar dapat meresap ke sanubari pemain? Dan RD kampiunnya. Silakan mencermati deretan penjelasan-penjelasan RD ketika menghadapi situasi serba krisis, salah satunya menghadapi timnas Malaysia pada Kamis (17/11).

Benar bahwa hasil laga melawan Malaysia tak akan memengaruhi peluang Indonesia untuk melaju ke babak semifinal, sebab Garuda Muda telah mengoleksi sembilan angka dari tiga pertandingan. Benar bahwa laga melawan Malaysia mengusik "kekitaan" seluruh rakyat Indonesia. Dan RD mengemas satu kebijakan bahwa menjadi paceklik berarti bahwa Anda tidak cukup memberi kepada orang lain.

"Kita akan tetap bermain dengan serius dan tampil dengan kekuatan terbaik. Tentu kita juga memikirkan soal kepentingan semifinal. Namun, bukan berarti kami akan melepas laga besok. Yang dimainkan besok harus seratus persen," ujar Rahmad seusai memimpin latihan, Selasa petang.

Pernyataan RD menyimpan bobot imajinasi. Tampil seratus melawan Malaysia tanpa mengabaikan tujuan meraih emas SEA Games 2011 secara jelas dan terpilah-pilah termuat dalam pernyataan RD.

"Mungkin akan banyak rotasi saat lawan Malaysia. Kita melawan Malaysia tanggal 17. Sementara semifinal tanggal 19. Kita hanya memiliki jeda hanya satu hari. Kita harus berhitung di semifinal. Tapi tetap kita tidak mau kalah (lawan Malaysia). Kita ingin menang," katanya menjelaskan.

RD memilah dan merinci dwitunggal dasar imajinasi yakni "itu tidak dapat dilakukan" dan "itu sudah dilakukan". Faktanya, ia membawa Persipura meraih gelar Liga Indonesia musim 2004/2005 dan memberi Sriwijaya FC sebuah gelar di kancah Liga Indonesia pada musim 2008/2009.

Ketika Indonesia menekuk Thailand dengan 3-1, RD merangkum energi memberi sebagai mendayagunakan imajinasi untuk menghasilkan serangkaian tindakan bagi skuad Garuda Muda. Jika pikiran Anda bersifat harmonis maka hasilnya harmonis juga.

RD mendambakan situasi harmonis anak asuhannya. "Hari ini anak-anak mendapatkan pengalaman bagaimana mengatasi tekanan. Maaf saya punya pemain yang sedikit memiliki pengalaman yang merasakan atmosfer seperti ini. Makanya, saya bilang mudah-mudahan ini jadi pelajaran berharga, katanya.

Silakan publik membandingkan, antara energi memberi RD dengan energi minta belas kasihan dari pelatih tim senior sepak bola nasional Indonesia, Wim Rijsbergen. Berbagai alasan kekalahan dari roda kompetisi yang tidak berjalan sampai janji tampil dengan gaya tiki-taka khas Barcelona, ia ungkapan manakala pasukan Garuda menelan kekalahan demi kekalahan.

Dalam duel leg kedua di Gelora Bung Karno, Jakarta, tim senior "Merah-Putih" keok 1-4 melawan Iran. Pada leg pertama, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan kalah 0-3 di tangan Iran. Setelah itu, tim Garuda dilibas oleh Bahrain di Jakarta dan dipaksa bertekuk lutut di hadapan Qatar. Kekalahan ini boleh dibaca secara jelas dan terpilah-pilah sebagai buah imajinasi dari Wim

"Saya hanya memiliki pemain yang ada saat ini. Bagaimana saya mau memilih dan mencari pemain? Sudah lima bulan kompetisi tak bergulir, dan saya kira ini adalah kondisi yang sulit," ujar Wim setelah pertandingan Indonesia versus Iran, Selasa. Sebagai pelatih profesional, Wim belum memiliki imajinasi yang jelas dan terpilah-pilah.

Maaf kata, pelatih asal Belanda itu belum mampu membedakan antara "itu tidak dapat dilakukan" dan "itu sudah dilakukan". Relakah publik nasional menyerahkan kepercayaan kepada Meneer Wim yang nota bene miskin dengan energi memberi?

Beda banget gitu lho dengan RD. Pelatih yang satu ini memaknai kemenangan sebagai "rahasia yang menggemparkan, menggembirakan, mengasyikkan dan memesona". Meminjam istilah filsuf Rudolf Otto, "mysterium tremendum et fascinosum". Kemenangan merujuk kepada energi tak terselami (numinosum), serba tidak terselami dan serba lain.

Dan RD berujar, jangan mencampuradukkan imajinasi dengan "mimpi di siang bolong". Imajinasi adalah modal untuk menenun olah jiwa. Memberi lebih dulu merupakan latihan bagi bengkel jiwa yang kerap terkoyak oleh kekalahan di laga kehidupan.

Kapan Anda terakhir kali memberi yang terbaik bagi sesama?
(A024)

Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011